REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ribuan warga dari tiga desa menyerang Desa Curug, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Selasa (10/1). Penyerangan tersebut dipicu oleh provokasi di media sosial.
Adapun tiga desa yang melakukan penyerangan itu, yakni Desa Parean Girang, Bulak, dan Ilir, Kecamatan Kandanghaur. Ketiga desa itu bertetangga dengan Desa Curug yang mereka serang.
Dalam penyerangan tersebut, ribuan warga dari ketiga desa itu mempersenjatai diri dengan senjata tajam dan tumpul, seperti arit, golok, dan balok kayu. Mereka bahkan sempat menyisir kendaraan roda empat yang hendak menuju ke arah Desa Curug. Mereka pun meminta pengendara menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP).
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, akibat penyerangan itu, sedikitnya 90 rumah milik warga di Blok Bojong, Desa Curug, mengalami kerusakan.
Berdasarkan pantauan, situasi di Desa Curug cukup mencekam. Sebanyak 700 personel dari Brimob, Arhanud, Kodam, dan Polda Jabar disiagakan di lokasi.
Salah seorang warga Desa Curug, Waluyo (58 tahun) menjelaskan, penyerangan warga dari tiga desa itu terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu, ribuan warga dari tiga desa secara tiba-tiba langsung melempari rumah-rumah warga di Desa Curug.
"Saya tidak tahu apa-apa. Tiba-tiba rumah saya dilempari batu,’’ kata Waluyo.
Waluyo pun segera lari menyelamatkan diri bersama keluarganya. Meski selamat, namun rumahnya mengalami kerusakan cukup parah. Tak hanya itu, mobil milik Waluyo juga turut dirusak.
Kapolres Indramayu, AKBP Eko Sulistyo mengungkapkan, penyerangan tersebut bermula dari kecelakaan tunggal yang terjadi di Blok Bojong, Desa Curug, Kecamatan Kandanghaur, beberapa waktu lalu. Dalam kecelakaan itu, korban yang berasal dari Desa Parean Girang meninggal dunia.
Dari peristiwa itu muncul isu provokasi di media sosial yang seolah menantang warga di Parean. Akhirnya, warga terprovokasi dan menyerang Blok Bojong, Desa Curug. "Pelaku provokasi masih ditelusuri,’’ tegas Eko, saat ditemui di lokasi kejadian.
Tak hanya provokator, lanjut Eko, warga yang melakukan aksi pengrusakan juga akan diidentifikasi. Polisi pun akan mengumpulkan para tokoh masyarakat setempat untuk mencegah konflik berkepanjangan. "Saat ini situasi sudah terkendali. Warga bisa kembali. Tidak ada evakuasi, tidak ada korban jiwa,’’ kata Eko.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Indramayu, Ahmad Bahtiar, yang langsung mengunjungi lokasi, menyatakan mendorong pihak kepolisian untuk mengambil langkah penegakan hukum terhadap para pelaku. "Baru soal sosial lainnya,’’ kata Bahtiar.