Rabu 11 Jan 2017 11:15 WIB

Pemerintah Keluhkan Mahalnya Biaya Pemeriksaan Sampel Doping

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Andri Saubani
Menpora Imam Nahrawi
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Menpora Imam Nahrawi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengeluhkan mahalnya biaya pemeriksaan doping bagi para atlet. Menpora Imam Nahrawi meminta, Lembaga Anti Doping di Indonesia (LADI) menegosiasikan kepada Lembaga Anti Doping Dunia (WADA) agar bisa menekan besaran uang dalam pemeriksaan asupan terlarang bagi para atlet tersebut.

Imam mengatakan, biaya pemeriksaan doping oleh WADA, tak kurang dari sebesar Rp 15 juta per sampel. WADA, kata dia, pun tak akan menjadikan satu negara sebagai rujukan pemeriksaan jika kurang memeriksa minimal tiga ribu atlet per tahun. "Kalau per tahun tiga ribu atlet. Berarti dikali Rp 15 juta (rupiah). Siapa yang mau bayar?" ujar Imam, saat ditemui wartawan di kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (10/1). 

Imam meminta, agar WADA menurunkan syarat jumlah rujukan menjadi hanya seribu atlet per tahun bagi Indonesia. Imam pun meminta, agar kampanye antidoping dalam olahraga di Indonesia mulai digalakkan. Dia mengakui, olahraga di dalam negeri, belum ketat soal penggunaan asupan terlarang bagi atlet-atlet di Indonesia. Longgarnya pengawasan, membuat penggunaan doping, sulit diketahui.

Apalagi, kata dia, di Indonesia, sampai hari ini, belum punya teknologi dan laboratorium yang mampu memeriksa sampel pengguna doping. Indonesia, memang punya LADI. Namun, lembaga tersebut, belum diakui internasional sebagai badan yang akurat. Selama ini, pemeriksaan sampel terindikasi doping dari atlet-atlet Indonesia, diperiksa di Thailand atau India.

Baru-baru ini, Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) Jawa Barat (Jabar), mengungkapkan temuannya tentang 14 nama atlet yang positif terindikasi mengkonsumsi doping. Sebanyak 12 atlet di antaranya peraih medali di PON dan dua lainnya di Peparnas (Pekan Paralimpik Nasional) 2016.

Dari 12 atlet PON, tujuh atlet berasal dari cabang olahraga (cabor) binaraga, dua dari menembak, dan satu dari berkuda. Satu lainnya dari angkat berat. Sedangkan dua atlet Peparnas adalah atlet tenis meja dan atletik. Skandal doping dalam PON Jabar ini, menjadi salah satu catatan buruk dalam gelaran olahraga di dalam negeri.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement