REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Setelah hampir 40 tahun tragedi kecelakaan kereta terparah di Australia terjadi, Pemerintah New South Wales menyatakan akan menyampaikan permohonan maaf terbuka kepada ‘keluarga yang terbiarkan dalam duka yang tidak terbayangkan’ sebagai akibat dari tragedi ini.
Dalam sebuah wawancara ekslusif dengan ABC menjelang peringatan 40 tahun bencana kecelakaan kereta Granville pada 18 Januari mendatang, Menteri Transportasi Andrew Constance mengatakan sudah amat jelas semua orang merasa amat berduka dengan apa yang telah terjadi.
"Selama bertahun-tahun, orang harus menghadapi dengan apa yang menjadi salah satu tragedi paling menakutkan dalam sejarah Australia,” ucapnya.
Sebanyak 83 orang meninggal dunia dan 213 orang lainnya mengalami luka-luka ketika sebuah kereta komuter keluar jalur di dekat stasiun kereta api Granville dan sebuah jembatan runtuh menimpa gerbong kereta tersebut pada tahun 1977. Pada saat itu, Menteri Utama New South Wales yang menjabat ketika itu, mendiang Neville Wran, menggambarkan sistem perkeretaapian di negara bagian NSW bobrok.
Penyelidikan dan peninjauan yang dilakukan mengungkapkan kurangnya investasi di bidang pemeliharaan dan infrastruktur yang berumur tua, dan menyusul terjadinya bencana ini Pemerintah NSW meminjam dana cukup besar untuk memodernisasi jalur perkeretaapian mereka.
Ayah Meredith Knight, Bryan merupakan diantara penumpang yang berjejalan didalam gerbong kereta pada hari nahas itu, Ia bepergian dari Blue Mountains. "Dia berada di gerbong kereta ketiga. Hanya ada 3 orang penumpang yang masih hidup di gerbong kereta itu,” kata Knight.
"Mereka berhasil mengeluarkan ayah saya dari gerbong itu dalam waktu satu jam setengah, memasukannya ke helikopter dan melarikan dia ke Rumah Sakit Royal Prince Alfred Hospital. Dia berhasil bertahan hidup selama 3 hari dan dia tidak pernah berhasil siuman lagi,” katanya.
Pada usia 15 tahun, Knight harus meninggalkan sekolah dan mendapatkan pekerjaan untuk membantu mendukung keluarganya. "Kami pada dasarnya ditelantarkan. Kondisi ini dialami seluruh keluarga korban dan penyintas – Pemerintah memalingkan wajahnya dari kami, dan tidak mempedulikan kami. Mereka tidak mau tahu mengenai kami,” ujarnya.
Knight, yang memimpin gerakan mendesak permintaan maaf dari pemerintah, mengatakan: “Saya merasa amat gembira, akhirnya ada sebuah pengakuan mengenai apa yang kami alami.” Knight dan keluarga korban lainnya mengatakan kepada ABC kalau mereka akan memperhatikan kata-kata dalam permintaan maaf itu.
"Semoga saja, ketika permintaan maaf itu disampaikan di parlemen, permohonan maaf itu tulus dan murni dengan sepenuh hati. Peristiwa ini memang sudah 40 tahun berlalu, tapi masih banyak orang yang masih menderita,” katanya.
'Terima kasih Tuhan, akhirnya'
Wendy Miles kehilangan dua orang anak perempuannya, Helen (11 tahun) dan Rosie (delapan) bersama dengan ayahnya, Walter dan ibu tirinya Madge, dalam bencana tersebut. Miles mengatakan permintaan maaf ini ‘artinya tidak hanya saya saja tapi ada banyak orang yang akan mendapatkan kenyamanan atas permintaan maaf itu dan pada banyak kasus, mengurangi sedikit rasa marah”.
"Saya menarik nafas panjang dan berpikir 'Terima kasih Tuhan, akhirnya'. Butuh waktu 40 tahun – 40 tahun itu waktu yang amat panjang bagi seseorang untuk mengatakan apa yang perlu meraka katakan,” tuturnya.
Pemerintah New South Wales telah membayar biaya pemakaman keluarga tercintanya dan dia menerima 1.000 dolar AS untuk masing-masing anak perempuannya yang menjadi korban dan 500 dolar AS masing-masing untuk ayah dan ibu tirinya.
Miles mengambarkan bencana Granville itu sebagai ‘tragedi yang ditelantarkan dalam banyak sisi'. "Begitu hal itu berlalu, tragedi ini hanya mendapat perhatian kecil,” katanya.
"Kata ‘maaf’ harus dinyatakan tegas dalam penyataan Menteri Transportasi untuk bisa dikatakan sebagai permohonan maaf.”
"Dan saya minta maaf, saya bukan salah satu dari mereka yang mengatakan dia kurang dan lebihnya sudah meminta maaf – hal seperti itu tidak akan berhasil. Kata-kata yang sebenarnya harus digunakan adalah ‘an apology’ atau ‘permintaan maaf."
Constance mengatakan dia telah bertemu dengan beberapa orang yang secara langsung terdampak dengan apa yang terjadi pada hari itu. "Saya kira ini penting, dengan akan segera diperingatinya 40 tahun bencana kereta api ini, parlemen harus mengakui juga dampak panjang dari kejadian ini, duka yang tak terbayangkan yang dialami orang-orang yang ditinggalkan sebagai dampak dari kecelakaan kereta terparah dalam sejarah Australia.”
"Ini merupakan tragedi yang tidak akan pernah bisa dilupakan dan sulit karena banyak dari kita membayangkan duka yang dialami oleh orang-orang selama itu karena sifat dari apa yang terjadi."
Diterjemahkan pukul 12:00 AEST 16/1/2017 oleh Iffah Nur Arifah dan lihat artikelnya dalam bahasa Inggris di sini