Sabtu 21 Jan 2017 12:49 WIB

Begini Strategi Pemadam Taklukkan Jago Merah Pasar Senen

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Petugas pemadam kebakaran mengecek sisa kios yang terbakar di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (20/1).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Petugas pemadam kebakaran mengecek sisa kios yang terbakar di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (20/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran yang melanda Pasar Senen, Jakarta Pusat dapat dikendalikan setelah 24 jam lebih. Pada Jumat siang (20/1), asap masih tampak mengepul dari gedung blok I dan blok II pasar tersebut.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, hingga pukul 12.00 WIB para petugas pun masih berjibaku memadamkan percikapan api di dalam pasar tersebut. Mereka secara bergantian masuk ke gedung yang sudah gosong itu.

Kasi Ops Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Pusat, Muchtar Zakaria menceritakan awal kejadian tersebut. Menurut dia, saat kejadian pada Kamis (19/1), pihaknya baru mendapat informasi sekitar pukul 04.30 pagi.

Kemudian,10 menit kemudian pasukannya sampai di lokasi kebakaran di Pasar Senen. Berdasarkan informasi awal, kebakaran tersebut terjadi di lantai dasar di salah satu kios. "Sesuai SOP, pertama, kemudian kita berangkatkan empat unit mobil pertama ke Pasar Senen. Itu langsung lakukan operasi pemadaman awal," ujar Muchtar kepada Republika.co.id, Jumat (20/1).

Ia mengatakan, saat dirinya dan pasukannya berada di lokasi api sudah membesar lantaran disertai angin kencang. "Dan kebetulan yang terbakar adalah kain-kain yang mudah terbakar sehingga dengan cepat terjadi perambatan. Anggota kami lalu naik ke lantai dua untuk berusaha memadamkan," ucapnya.

Ia melanjutkan, pada Jumat (20/1) pagi tadi api tersebut masih menyala dan pihaknya kesulitan sumber air. Menurut dia, sumber air pertama mengambil di Kali Lio dan melakukan teknik sistem operasi statis.

"Kami buat rangkaian dengan sistem operasi statis, artinya unit-unit kita tidak bergerak. Jadi disedot oleh mobil penyedot kemudian disuplai ke unit satu dan dua sampai ke titik api sambung-menyambung," kata Muchtar.

Namun, lanjut dia, api semakin membesar karena diikuti angin cukup kencang sehingga merambat ke bangunan lainnya. Tak tinggal diam, petugas pemadam pun akhirnya berupaya membuat rangkaian baru. "Kemudian kita ambil sumber air di kolam renang Senen dekat Stasiun Kereta. Kita buat rangkaian lagi, itu untuk disiramkan dari sisi timur. Dari sisi barat kita dapat dari Kali Lio tadi," jelas dia.

Semakin siang, pemadam membutuhkan air yang cukup banyak sehingga membuat rangkaian baru dengan mengambil air di Kali Kwitang yang berada di samping Korps Marinir. "Nah, kita dapat tiga sumber air itu untuk pemadaman pasar ini," ujarnya.

Namun, kata dia, selama proses pemadaman tersebut terdapat beberapa kendala yang menghambat. Salah satunya, selang sumber air yang kerap dilindas hingga pecah oleh pengendara. "Pergantian selang-selang itu juga memakan waktu, sehingga api semakin membesar dan sebagainya," ucapnya.

Selain itu, kata dia, di dalam pasar tersebut juga terdapat banyak kios yang terkunci dengan rolling door, sehingga membuat anak buahnya kesulitan memadamkan api tersebut. "Itu karena harus kita bongkar dulu, baru kita bisa padamkan api. Itu termasuk lamanya sampai 24 jam lebih. Sampai saat ini kita sudah melakukan proses pendinginan," kata dia, Jumat.

Seridaknya sudah ada 300 personel pemadam yang dikerahkan dalam pemadaman pasar tersebut. Personel tersebut dikerahkan dari lima wilayah DKI. Sementara, mobil pemadam yang dikerahkan sudah ada 70 damkar.

Kasie Ops Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta, Mulyanto menuturkan, bangunan di Pasar Senen diperkirakan terbakar hingga 85 persen.

Untuk memadamkan api, petugas Damkar dibagi menjadi 4 zona. Petugas disebar mulai dari sisi barat, timur, selatan dan utara. Hingga saat ini, kata dia, kepulan asap hitam masih terlihat di Pasar Senen. Petugas pemadam kebakaran masih berusaha mencari titik api.

Dugaan sementara, penyebab kebakaran ini karena arus pendek listrik. Data sementara saat ini, ada sekitar 1.691 kios yang terbakar dalam peristiwa itu.

Salah satu petugas kebakaran bernama Timur (28) turut berjibaku untuk memadamkan api yang cukup ganas tersebut. Ia mengaku, saat berada di dalam bangunan tersebut dirinya tidak kuat berlama-lama lantaran alat bantu pernapasan habis, sehingga ia pun hanya memakai masker.

"Panas di dalam Mas, tapi kalau pakai alat pernapasan bisa lama. Kami sekarang pakai masker karena alat pernapasannya sedang habis dan harus diisi. Alat hanya mampu dipakai setengah jam," ujar Timur tampak kelelahan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement