REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI — Jumlah kasus HIV-AIDS di Kota Sukabumi masih cukup tinggi. Di sepanjang 2016 lalu masih ditemukan sebanyak 114 kasus baru HIV-AIDS.
"Dari hasil pendataan terakhir ada sebanyak 114 kasus baru dari Januari hingga Desember 2016 lalu,’’ kata Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi sekaligus Wakil Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi kepada wartawan akhir pekan lalu. Hal ini disampaikan selepas acara rapat koordinasi penanggulangan AIDS 2017 di Kota Sukabumi.
Menurut Fahmi, dari 114 kasus tersebut hanya sebanyak 18 orang yang warga Kota Sukabumi. Sementara sebagian besarnya berasal dari luar Kota Sukabumi seperti dari Kabupaten Sukabumi dan Cianjur. Hal ini dikarenakan proses pemeriksaan dan penanganan warga luar kota tersebut dilakukan di Sukabumi.
Jumlah kasus HIV-AIDS baru tersebut menurun dibandingkan dengan 2015 lalu. Pada 2015, kasus HIV dari Januari hingga Desember mencapai sebanyak 136 kasus. Meskipun demikian, kata Fahmi, program penanggulangan dan pencegahan HIV-AIDS harus terus digiatkan pada 2017 ini. Oleh karena itu KPA menggelar rakor bersama sejumlah elemen terkait lainnya dalam penanganan HIV.
Ke depan, KPA mengajak petugas dan relawan untuk bekerja lebih keras lagi dalam penanganan dan pencegahan HIV-AIDS. Selain itu ia berharap kegiatan-kegiatan penanggulangan HIV-AIDS yang dilakukan pemda melalui satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait agar diintegrasikan dengan program-program KPA.‘’ Hal ini dilakukan agar hasilnya efektif dan terkoordinasi,’’ kata Fahmi.
Upaya tersebut untuk mendukung target Sukabumi terbebas dari HIV-AIDS pada 2020 mendatang. Saat ini, ada dua kelompok populasi kunci yang membutuhkan intervensi secara bersama–sama. Kedunya yakni kelompok LSL atau lelaki seks lelaki yang mengalami peningkatan kasus yang cukup signifikan. Selain itu kelompok pasangan risiko tinggi (risti) yang di dalamnya adalah ibu rumah tangga (IRT).