Ahad 22 Jan 2017 19:55 WIB

PTPN IV Targetkan Melantai di Bursa pada 2018

 Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saha Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saha Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,  MEDAN  --  PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV terus mempersiapkan diri untuk bisa melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) pada semester I 2018.

"Memang ada penundaan dari rencana semula. Tapi semoga semester I 2018 sudah benar-benar bisa IPO," ujar Direktur Utama PTPN IV Dasuki Amsir di Medan, Ahad (22/1).

Untuk keperluan IPO, ujar Dasuki, manajemen terus berbenah dengan meningkatkan kinerja dan termasuk peningkatan di sumber daya manusia (SDM).

Kinerja dan SDM yang baik diharapkan bisa menarik minat masyarakat membeli saham PTPN IV, katanya. "Manajemen berkeinginan kuat agar setelah IPO, saham PTPN IV bertahan bagus terus dan diminati masyarakat," kata Dasuki.

Tahun 2016, kinerja PTPN IV semakin membaik dengan perolehan laba sebeaar Rp 572 miliar dan diharapkan pada 2017, keuntungan itu semakin besar, katanya. Tahun 2017, perolehan laba ditargetkan naik minimal sebesar 25 persen dari 2016.

Kenaikan laba itu diharapkan dari peningkatan produksi, penjualan dan harga jual. Dasuki mengatakan, tahun ini produktivitas tandan buah segar (TBS) kebun perusahaan tersebut ditargetkan minimal 21,50 ton per hektare atau naik dari 19,11 ton per hektare di 2016.

Sementara minyak sawit mentah CPO) sebesar 5,10 ton per hektare atau naik dari dari 4,8 ton per hektare. Adapun produktivitas teh 2,50 ton per hektare.

"Untuk meningkatkan pendapatan, perusahaan juga melakukan efisiensi secara terus menerus dalam segala bidang," kata Dasuki.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement