REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat membangun Bendungan Keban pada 1975, Irak sempat memotong dan menghentikan aliran air Sungai Eufrat selama tiga hari. Inilah untuk kali pertama aliran air Sungai Eufrat benar-benar terhenti.
Peristiwa itu mengingatkan kita pada sabda Rasulullah SAW seperti termaktub dalam hadis riwayat Ahmad, “Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum Sungai Eufrat menyingkap gunung emas sehingga manusia saling membunuh (berperang) untuk mendapat kannya. Maka terbunuhlah 99 dari 100 orang yang berperang dan setiap orang dari mereka berkata, ‘Semoga akulah satu-satunya orang yang selamat.’’’
Menurut pandangan bersama para penafsir hadis, isi hadis tersebut merujuk pada penghentian aliran Sungai Eufrat. Segera setelah berfungsinya bendungan setinggi kurang lebih 210 meter itu, daerah-daerah pertanian di sekitar Sungai Eufrat yang awalnya gersang berubah menjadi subur dan makmur laksana emas. Taraf hidup masyarakat meningkat, pengangguran pun berkurang.
Pada saat yang sama, muncul laporan bahwa pengindraan lewat satelit menunjukkan adanya timbunan emas di dasar Sungai Eufrat. Timbunan emas itu dapat dilihat jika aliran sungai ditahan. Nah, ‘gu nung emas’ inilah yang menarik minat serta ambisi banyak pihak, termasuk pihak asing, untuk memperebutkannya. Dengan kata lain, apa yang diramalkan Rasulullah SAW dalam hadis tersebut benar adanya.
(Baca: Sungai Surga Eufrat)
(Baca Juga: Sungai Eufrat, Sumber Ketegangan Politik)