REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rentang 1940-1956, Masjid Agung St Petersburg ditutup paksa oleh rezim komunis Uni Soviet. Alih-alih ditelantarkan begitu saja, pemerintah ateistik itu mengubah fungsi bangunan masjid menjadi gudang alat-alat medis selama Perang Dunia II.
Namun, kebijakan ini longgar terutama setelah kunjungan Presiden Sukarno, pemimpin Indonesia yang mengadakan kunjungan ke St Petersburg. Seperti dikisahkan Tomi Lebang dalam bukunya, Sahabat Lama, Era Baru: 60 Tahun Pasang Surut Hubungan Indonesia-Rusia, ketika melintas di atas jembatan Trinity yang membelah Sungai Neva, pandangan Bung Karno terpaku pada sebuah bangunan indah berkubah biru dari kejauhan. Pemimpin Indonesia itu lantas menyambangi tempat itu bersama rombongan.