REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alvara Research Center merilis hasil survei tentang tingkat keterpilihan atau elektabilitas pasangan calon kandidat Pilkada DKI 2017. Dalam survei ini ditemukan, pasangan Agus-Sylvi dan Ahok-Djarot bersaing ketat dalam perolehan suara.
"Pertarungan keras terjadi di Jakarta Timur dan Jakarta Utara," kata CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali dalam paparannya di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (26/1).
Di Jakarta Timur, kata Ali, pasangan Agus-Sylvi memperoleh 36,7 persen suara. Untuk Ahok-Djarot sebesar 34,3 persen. Sementara Anies-Sandi mendapat 20,3 persen dan 8,7 persen belum menentukan pilihan.
Di Jakarta Utara, Ahok-Djarot unggul tipis. Pasangan nomor urut dua itu mendapat 31,7 persen suara. Sementara Agus-Sylvi 31 persen dan Anies-Sandi 17,3 persen. Sebanyak 20 persen belum menentukan pilihan.
Untuk Jakarta Selatan Ahok-Djarot unggul dengan 35,8 persen disusul Agus-Sylvi dan Anies-Sandi masing-masing 27,8 dan 24,2 persen. Di Jakarta Pusat Agus-Sylvi unggul 40,5 persen disusul Ahok-Djarot dan Anies-Sandi masing-masing 24,5 dan 21,5 persen.
Sementara di Jakarta Barat Ahok-Djarot unggul dengan suara 44 persen disusul Agus-Sylvi 25,6 persen dan Anies-Sandi 25 persen. Di Kepulauan Seribu Ahok-Djarot menang dengan 36 persen. Sementara Agus-Sylvi dan Anies-Sandi masing-masing 21 persen dan 20 persen.
Ali mengatakan, elektabilitas secara keseluruhan pasangan Agus-Sylvi sebesar 31,75 persen. Ahok-Djarot sebesar 34,83 persen dan Anies-Sandi 22,17 persen. Sementara pemilih yang belum menentukan pilihan sebesar 11,25 persen.
"Sehingga Pilkada DKI berpotensi dua putaran, pasangan Agus Sylvi dan Ahok-Djarot yang berpotensi maju di putaran dua," kata Ali.
Proses pengumpulan data survei dilakukan pada 11-17 Januari 2017. Survei dilakukan melalui tatap muka ke rumah warga terhadap 1.200 responden warga DKI di 120 kelurahan. Penyebaran sampel responden di Kecamatan mengikuti proporsi sebaran populasi penduduk DKI di Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan hingga Kepulauan Seribu.
Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin error sebesar 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Proporsi pria dan wanita dalam survei ini 50:50, dengan 85,9 persen responden dalam survei beragama Islam.
"Kami bukan konsultan politik, kami lembaga riset yang tidak terikat dengan kandidat manapun. Semua biaya survei dari kami pribadi," ujar dia.