Rabu 01 Feb 2017 13:44 WIB

'Jangan Mengabadikan Cinta dengan Merusak Bunga'

Rep: Christyaningsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Bunga Edelweiss
Foto: Emaze
Bunga Edelweiss

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Keindahan bunga edelweiss memang memikat dan unik. Karena hanya dapat tumbuh di ketinggian di atas dua ribu meter di atas permukaan laut, bunga ini menjadi buruan banyak pendaki gunung atau pelancong yang berkunjung ke wilayah pegunungan.

Padahal, edelweiss yang dipetik baik untuk kenang-kenangan ataupun dijual secara komersial jadi ancaman bagi jumlah populasinya. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) bahkan mengaku kelimpungan karena banyaknya edelweiss di Gunung Bromo yang dipetik oleh masyarakat.

Seorang penyuluh BB-TNBTS, Birama Terang Radityo, mengatakan edelweiss yang selama ini dibawa pulang wisatawan kebanyakan dipetik secara ilegal. Bunga-bunga edelweiss tumbuh di kawasan konservasi dan butuh izin dari BB-TNBTS untuk memetiknya.

"Biasanya edelweiss diambil untuk diberikan kepada pasangan sebagai lambang keabadian cinta, tapi seharusnya jangan mengabadikan cinta dengan merusak bunga," kata Birama saat ditemui pada Selasa (30/1) di Pos Cemorolawang.

Untuk mengerem pemetikan edelweiss secara ilegal, BB-TNBTS merintis terbentuknya desa wisata edelweiss. Empat desa penyangga Gunung Bromo yakni Ngadisari, Wonokitri, Ngadas, dan Ranupani tengah digodok untuk menjadi desa wisata petik edelweiss.

Apabila desa wisata edelweiss sudah terbentuk, masyarakat dan wisatawan dapat memetik edelweiss secara legal. Tak hanya itu, pengunjung akan diajak menanam dan mempelajari budidaya edelweiss selama berada di desa wisata.

"Budidaya edelweiss tidak sulit oleh karena itu daripada memetik di kawasan konservasi lebih baik kita berdayakan masyarakat Tengger agar membudidayakan edelweiss di rumah," jelas Birama.

Edelweiss, yang dalam bahasa Tengger disebut bunga tana layu, saat ini tengah dibudidayakan di Desa Ngadisari dan akan menyusul di tiga desa lain. Kepala BB-TNBTS John Kenedie berharap desa wisata edelweiss dapat dinikmati wisatawan mulai Agustus tahun ini. "Agustus adalah saat di mana edelweiss mekar," katanya.

Di samping itu, pengembangan desa wisata edelweiss bertujuan memecah kepadatan wisatawan di Gunung Bromo.

Sepanjang 2016, TNBTS telah menyedot sedikitnya 480 ribu wisatawan. "Kalau di Bromo sedang ramai sebagian pengunjung bisa diarahkan dulu ke desa wisata edelweiss," imbuh John.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement