REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pelaksanaan tahapan pilkada serentak di lima kabupaten di Provinsi Lampung masih berlangsung kondusif hingga Rabu (1/2). Meski demikian, tiga dari lima daerah yang menggelar pilkada di Lampung pada 15 Februari 2017, masuk zona merah atau rawan.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Lampung menyebutkan ketiga daerah yang masuk zona merah atau zona rawan yakni pilkada di Kabupaten Mesuji, Tulangbawang, dan Lampung Barat. “Ada tiga daerah yang perlu diawasi,” kata Nazarudin, anggota Bawaslu Lampung.
Bawaslu menyoroti tiga kabupaten yang masuk zona rawan tersebut, ia mengatakan berpotensi terjadi pelanggaran yang berdampak sanksi pidana. Bentuk pelanggaran pilkada yang mencolok, yakni politik uang, pengerahan aparatur sipil negara (ASN), distribusi logistik pilkada, dan pemilih siluman.
Ia mengakui selalu terjadi pelanggaran dalam ajang pilkada. Namun bentuk dan jumlah pelanggaran yang terjadi di pilkada memiliki tingkat yang signifikan untuk menjadi sorotan penyelenggara pilkada.
Mengenai pelanggaran yang bakal terjadi, Bawaslu memprediksi ketiga daerah yang masuk zona rawan tersebut karena akses wilayah yang sulit ditempuh dan terisolasi, menyebabkan pengawasan yang ekstra. Pergeseran suara dan tingkat intimidasi dan gesekan di masyarakat di wilayah tersebut rentan terjadi.
Kepada jajaran Panwaslu, ia mengingatkan untuk mengintensifkan pengawasan melekat dan berkoordinasi dengan KPU dan kepolisian, bila terjadi pelanggaran. Pengawasan distribusi logistik pilkada menjadi perhatian agar tidak terjadi gangguan di lapangan, terutama daerah terisolasi.
Perhatian pada hari penghitungan, di antaranya bila musim penghujan mengamankan kotak suara dengan melindungi plastik agar tidak basah dan jatuh di tanah saat membawa kotak suara di daerah terpencil. Seperti di Kabupaten Mesuji, Tulangbawang, dan Lampung Barat.
Ikuti Whatsapp Channel Republika