Rabu 01 Feb 2017 18:00 WIB

KH Didin Hafidhuddin: Ahok Membahayakan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ilham
KH. Didin Hafidhuddin
KH. Didin Hafidhuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tudingan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kepada Ketua MUI KH Ma'ruf Amin di pesidangan kasus penistaan agama dinilai membahayakan. Umat Islam diminta tegas bersikap pada Ahok karena sikap takabur yang ditunjukkan mantan Bupati Belitung Timur itu.

KH Didin Hafidhuddin menilai, ucapan Ahok dalam sidang penistaan agama kepada Kiai Ma'ruf pada Selasa (31/2), adalah hal yang tidak benar. Setelah mendengarkan rekaman percakapan sidang tersebut di televisi, Kiai Didin menilai Ahok telah menghina ulama dengan mengatakan bohong kepada Kiai Ma'ruf yang jadi ulama panutan.

''Itu penghinaan. Jangan-jangan semua ulama bohong menurut Ahok,'' kata Kiai Didin, Rabu (1/2).

Kepada umat Islam, terutama Muslim di DKI Jakarta, Kiai Didin menyeru untuk tidak memilih Ahok karena tidak pantas. Sikap yang ditunjukkan Ahok adalah sikap takabur. ''Umat Islam harus tegas. Jangan memilih Ahok. Membahayakan. Dalam posisi terdakwa saja masih arogan luar biasa, apalagi jika jadi pemimpin,'' kata Kiai Didin.

Sikap Ahok membahayakan kehidupan masyarakat ke depan, apalagi jika ia menjadi pemimpin. Ahok menyatakan kalimat yang menyakitkan terhadap ulama, mencari-cari kesalahan ulama, dan memolitisasi kasus dalam persidangan.

''Saya kenal Kiai Ma'ruf. Beliau orang jujur dan tegas. Mengapa harus dikaitkan dengan Pilkada DKI? Memolitisasi kasus penistaan agama dengan Pilkada DKI Jakarta,'' kata Kiai Didin.

Dengan penghinaan Ahok terhadap Kiai Ma'ruf, kata Kiai Didin, yang marah tentu tak hanya warga NU, tapi juga umat Islam. Karena selain sebagai rais aam NU, Kiai Ma'ruf juga merupakan ketua MUI. Kiai Ma'ruf dikenal sebagai sosok rendah hati dan apa adanya.

Dalam persidangan kasus penistaan agama di kantor Kementerian Pertanian pada Selasa (31/1) yang menghadirkan saksi Ketua MUI Kiai Ma'ruf Amin, Ahok sempat menyatakan Kiai Ma'ruf menutupi identitas diri pernah menjadi anggota Wantimpres. Dia juga menyindir soal pertemuan dengan paslon calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut satu dan menyebut Kiai Ma'ruf tidak pantas menjadi saksi karena tak objektif. Ahok mengaku memiliki bukti atas perkataannya tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement