Rabu 01 Feb 2017 19:09 WIB

Najib: Indonesia Baru Miliki 1,6 Persen Pengusaha

Anggota Komisi XI DPR Ahmad Najib Qodratullah.
Foto: dok mandala institute
Anggota Komisi XI DPR Ahmad Najib Qodratullah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Anggota Komisi XI DPR Ahmad Najib Qodratullah mengatakan, Indonesia masih kekurangan pengusaha. Saat ini, kata dia, dari 256 juta penduduk Indonesia, jumlah pengusaha di Tanah Air baru mencapai 1,6 persen dari populasi.

Padahal, menurut Najib mengutip David Mc Clelland, sebuah bangsa sejahtera minimal harus memiliki 2 persen wirausaha dari total populasi. Saat ini, kata dia, sejumlah negara ASEAN memiliki pengusaha di atas dua persen. Jumlah pengusaha yang dimiliki Singapura mencapai 7 persen, Malaysia 5 persen, Thailand 4,5 persen, dan Vietnam 3,3 persen.

“Membanguan kewirausahaan tidak mudah dan tidak bisa instan. Diperlukan pelatihan berkelanjutan, membangun komunitas wirausaha, insentif dan reward bagi wirausaha, pilot project menciptakan lingkungan untuk menumbuhkan wirausaha, serta adanya jejaring di era global,” ujar Najib dalam acara Pelatihan Manajemen Kewirausahaan bertajuk "Perempuan dan UMKM di Era MEA", Senin (30/1).

Pelatihan ini diikuti sebanyak 50 peserta dari berbagai kelompok UMKM, seperti kuliner, wedding, busana, lingkung seni budaya, fotografer dan dosen manajemen. Acara yang dihelat Mandala Institute itu menampilkan Anggota DPR Ahmad Najib Qodratullah, Nandang Rudyatna dari Divisi Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Wilayah Jawa Barat dan Owner RM Ponyo dan Akademi Tataboga Bandung Dr Diah Banyuni.

Ahmad Najib menambahkan, untuk menumbuhkan kewirausahaan tidak bisa instan, tapi harus berkelanjutan serta didukung sistem lingkungan memadai. Menurut dia, membangun kewirausahaan sebagai suatu ekosistem tidak hanya bisa meniru negara lain, tapi harus bisa mendesain berdasarkan karakteristik sosial budaya.

"Mandala Institute harus bisa mendata, memediasi, memfasilitasi, dan menjembatani, supaya UMKM-UMKM layak mendapat kredit, pembinaan dan bankcable," tutur Najib yang juga inisiator Mandala Institute itu.

Dalam kesempatan yang sama, Nandang Rudyatna dari Divisi Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Wilayah Jawa Barat  menekankan pentingnya pengembangan UMKM. Menurut Nandang  UMKM di Jawa Barat menyerap banyak tenaga kerja, dengan capian saat ini 13,96 juta pekerja atau 86,66 persen terhadap angkatan kerja Jawa Barat.

"Berkontribusi terhadap perekonomian 53,75 persen terhadap PDRB Jawa Barat; memiliki prospek yang baik (70 stabil, 67 persen siap ACFTA); Semuanya mengarah kepada ekonomi kesejahteraan," ungkapnya.

Sedangkan Dr Diah Banyuni menambahkan, untuk menjadi seorang entrepreneur diperlukan lima keberanian: berani mimpi, berani memulai, berani gagal, berani mencoba kembali, dan berani sukses.

Ketua Kadin Kabupaten Bandung, Ferry Sandiyana mengungkapan, tantangan yang harus dihadapi UMKM dalam menghadapi MEA adalah pola pikir, akses financial, pemanfaatan teknologi, kurang inovatif, dan beribisnis tanpa perencanaan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement