Kamis 02 Feb 2017 09:16 WIB

Memprediksi Siapa yang akan Memenangkan Pilkada Banten

Ilustrasi Pilkada Damai, Pilkada Serentak
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Pilkada Damai, Pilkada Serentak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua pekan jelang pencoblosan, Lembaga Survei Politik (LSP) Indonesia merilis hasil survei Pilkada Banten 2017 terkini. Menurut mereka hasil survei bisa memprediksi siapa yang berpeluang paling tinggi untuk memimpin Banten dalam lima tahun ke depan.

Peneliti LSP Indonesia, Syaf Zulkarnain mengatakan, survei tatap muka dengan metode multistage random sampling dilakukan pada 21-27 Januari 2017 dengan jumlah responden 800 dengan tingkat margin of error sebesar 3,6 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Ia menjelaskan, survei dilakukan untuk memprediksi siapa yang akan memenangkan kontestasi Pilkada Banten 2017.

Ia mengklaim, survei yang dilakukan lembaganya sebagai survei yang dilaksanakan menjelang pemungutan suara. "Hanya sekitar 14 hari lagi pelaksanaan Pilkada, pemilih pada umumnya sudah memutuskan akan memilih pasangan mana. Karenanya survei kami akan menjadi pendeteksi siapa yang memiliki peluang menang tertinggi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (1/2).

Syaf berkata, survei LSP Indonesia juga dilaksanakan untuk mengukur seberapa besar tingkat preferensi serta bagaimana pemilih yang nota bene rakyat Banten mengevaluasi figur dan rekam jejak masing-masing kandidat. "Hasilnya adalah pasangan Wahidin-Andika unggul atas pasangan Rano-Embay dengan selisih di atas margin of error yakni 7,40 persen. Sementara yang belum memutuskan dan tidak menjawab sebanyak 28,40 persen. Angka yang lumayan tinggi dan menunjukan tingkat keraguan pemilih atas petahana,” ujarnya.

Secara teoritis, kata dia, jika hanya terdapat dua pasangan calon dan salah satunya adalah pejawat, maka pemilih sesungguhnya pemilih akan terpolarisasi dari awal. Jika puas dan suka dengan kepemimpinan pejawat, mereka akan menyatakan memilih dan menginginkan kembali kepemimpinannya.

Namun jika tidak suka dan tidak menginginkan kembali, pemilih akan terblok ke pasangan calon penantang. Jika ragu dengan penantangnya, pemilih akan menunggu program penantang yang bisa memperbaiki kekurangan pejawat. Jika dirasa programnya sama saja atau lebih buruk, besar kemungkinanakan tidak memilih.

“Berdasarkan teori itu, pemilih yang belum menentukan pilihannya akan memilih penantang atau tidak memilih,” kata dia menjelaskan.

Syaf Zulkarnain mengungkapkan popularitas dan kesukaan para kandidat secara berurut Rano Karno dikenal 96,80 persen dan disukai 68,40 persen. Wahidin Halim dikenal 78,20 persen, disukai 72,90 persen. Andika Hazrumy dikenal 56,30 persen, disukai 51,90 persen. Embay Mulya Syarif dikenal 37,60 persen dan disukai oleh 35,40 persen.

Kemudian elektabilitas (tertutup) pasangan Wahidin-Andika sebesar 39,50 persen sementara Rano-Embay 32,10 persen, pemilih yang belum memutuskan, tidak jawab, menyatakan rahasia dan tidak tahu sebesar 28,40 persen.

Secara umum pemilih di Banten menghendaki gubernur dan wakil gubernur dengan kriteria bebas korupsi 34,84 persen, amanah 17,74 persen, tegas 12,26 persen, merakyat 11,61 persen, adil 7,10 persen, santun/berakhlak 5,97 persen dan layak sebagai gubernur/wakil gubernur 3,39 persen serta wibawa 3,06 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement