Jumat 03 Feb 2017 10:46 WIB

Cegah Antraks, Lebak Optimalkan Pemeriksaan Kesehatan Hewan

Dua warga berusaha menjinakkan ternak sapinya saat akan diberi vaksin antraks (ilustrasi)
Foto: FOTO ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/ss/pd/11
Dua warga berusaha menjinakkan ternak sapinya saat akan diberi vaksin antraks (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengoptimalkan pemeriksaan kesehatan hewan ternak guna mencegah antraks dan penyakit lainnya yang bisa membahayakan kesehatan manusia. "Pemeriksaan kesehatan hewan itu setiap bulan dilakukan ke sejumlah lokasi peternakan maupun pedagang hewan," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lebak Iman Santoso di Lebak, Jumat (3/2).

Pemerintah daerah Lebak hingga kini belum menemukan kasus antraks maupun penyakit lainnya yang bisa membahayakan kesehatan kepada manusia, termasuk flu burung. Pencegahan penyakit antraks tersebut dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan hewan milik peternak dan pedagang.

Selain itu, pengawasan hewan ternak dari luar daerah yang masuk Kabupaten Lebak. Ia menjelaskan petugas melaksanakan pemeriksaan kesehatan hewan secara rutin setiap bulan untuk mendeteksi adanya penyebaran hewan yang terkena antraks maupun penyakit lainnya.

Petugas menyisir ke sejumlah peternak milik masyarakat dan pedagang. Sebab peternakan yang dikelola masyarakat rawan terjadi penyakit antraks dibandingkan dengan milik perusahaan. Petugas juga mengawasi penjualan hewan pada kegiatan keagamaan, seperti kurban Idul Adha dan Idul Fitri. "Pemeriksaan ini untuk memberikan jaminan kesehatan ternak hewan pada masyarakat agar bebas dari penyakit antraks," ujarnya.

Dinas Peternakan juga mengawasi masuknya hewan dari luar daerah melalui jalur lalu lintas dengan mendirikan beberapa titik pos perbatasan. Pengawasan ini bekerja sama dengan Dinas Perhubungan setempat. Pengawasan ketat lalu lintas itu, untuk mencegah hewan dari luar daerah yang mengidap penyakit menular.

Para petugas disebar di pos lalu lintas Citeras, Warunggunung, Cipanas, Bayah, dan Banjarsari. Pos-pos itu berbatasan langsung dengan Bogor, Sukabumi, Tangerang, Serang, dan Pandeglang. Iman mengatakan Dinas Peternakan juga melakukan pemeriksaan kesehatan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Rangkasbitung. Hingga saat ini, kata dia, hewan ternak kerbau, sapi, domba, dan kambing tidak ditemukan antraks.

"Kami akan menolak jika ternak dari luar daerah tidak dilengkapi dengan dokumen kesehatan yang dikeluarkan pemerintah daerah bersangkutan," katanya.

Ia mengatakan Kabupaten Lebak merupakan daerah sentra hewan potong, seperti ternak besar dan ternak kecil. Bahkan, ternak besar seperti kerbau dan kambing dipasok ke Jakarta, Tangerang, dan Bogor. "Kami menargetkan ke depan sebagai lumbung pangan daging ternak di Banten," katanya.

Seorang pedagang ternak domba di Jalan Siliwangi Rangkasbitung, Yana (55), mengaku hewan kurban yang dijual itu dijamin sehat setelah dilakukan pemeriksaan petugas kesehatan Dinas Peternakan setempat. Ternak domba atau kambing, kata dia, didatangkan dari sejumlah daerah di Garut, Jawa Barat, dengan harga bervariasi antara Rp 2 juta sampai dengan Rp 3,5 juta. "Kami mendatangkan domba-domba dari Garut karena banyak diminati warga Lebak dan kondisinya terbebas dari penyakit antraks," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement