REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebagai pintu masuk wisata Jawa Barat, Kota Bandung ingin menjadi garda terdepan dalam mempromosikan budaya di Tanah Parahyangan. Oleh karena itu, menurut Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil, Pemerintah Kota Bandung selalu proaktif melakukan diplomasi budaya lewat berbagai cara.
Salah satunya, kata Ridwan Kamil, dalam waktu dekat akan mengirim angklung untuk ditampilkan di gedung UNESCO di Paris, Prancis. Kata dia, alat kesenian dari bambu itu merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui UNESCO sejak 2010 lalu.
"Ada angklung yang bisa kita hadiahkan untuk UNESCO. Di UNESCO ada ruangan yang menampilkan karya budaya yang luar biasa. Angklung kan identik dengan Tatar Parahyangan," ujar Emil, sapaan Ridwan Kamil, di Pendopo Kota Bandung, Jumat (3/2).
Ada dua set angklung yang akan dikirim ke Paris. Yakni, angklung set standar dan angklung robotik. Keduanya, diharapkan dapat menjadi salah satu etalase Indonesia di mata internasional.
"Angklungnya pun jangan yang biasa-biasa. Tapi, kita buat dengan sangat bagus pakai ukiran-ukiran, mahakarya lah pokoknya," kata Emil seraya mengatakan angklung yang diberikan ke UNESCO akan disampaikan melalui duta besar/deputi wakil tetap Republik Indonesia di UNESCO.
Selain itu, Emil pun telah menginstruksikan jajarannya untuk menggunakan angklung sebagai salah satu media diplomasi budaya. "Kami, akan mengirimkan angklung ke kedutaan-kedutaan besar di luar negeri yang telah menjalin komunikasi dengan kami," katanya.
Deputi Wakil Tetap Republik Indonesia di UNESCO Fauzi Soelaeman yang datang ke Pendopo menemui wali kota Bandung mengatakan, dalam beberapa bulan lagi, angklung akan menjadi salah satu yang warisan budaya yang ditampilkan di UNESCO, Paris. Karena itu, dia meminta Kota Bandung untuk berpartisipasi dalam promosi pencak silat dengan mengirimkan delegasi ke Paris. Pada Mei tahun ini, Ia akan menyelenggarakan pentas pencak silat di gedung UNESCO untuk memperkenalkan kesenian Indonesia itu kepada dunia.