REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat keterpilihan atau elektabilitas pasangan Agus-Sylvi menurun drastis menjelang pemungutan suara Pilkada DKI 15 Februari mendatang. Penurunan ini tak lepas dari polemik antara KH Ma'ruf Amin dan Ahok yang melibatkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam sidang kasus dugaan penistaan agama.
CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali mengatakan, polemik tersebut mendapat perhatian sangat besar dari publik. Sayangnya, kata dia, respons SBY terhadap polemik tersebut justru menjadi blunder bagi putra sulungnya. Suara Agus-Sylvi pun tergerus dan banyak bermigrasi ke pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
"Respons SBY yang cenderung berlebihan terhadap isu tersebut justru menjadi berkah bagi Anies-Sandi," kata Ali dalam paparan hasil surveinya di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (10/2).
Hasil survei Alvara yang dilakukan 6-8 Februari 2017 menunjukkan elektabilitas pasangan Agus-Sylvi sebesar 20,1 persen. Ahok-Djarot sebesar 38,3 persen dan Anies-Sandi 32,6 persen. Sementara pemilih yang belum menentukan pilihan sebesar 9 persen.
Survei dilakukan melalui tatap muka ke rumah warga terhadap 811 responden. Penyebaran sampel responden di Kecamatan mengikuti proporsi sebaran populasi penduduk DKI di Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan hingga Kepulauan Seribu.
Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin error sebesar 3,4 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Proporsi pria dan wanita dalam survei ini 50:50, dengan 84,3 persen responden dalam survei beragama Islam.