REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Intensitas hujan yang tinggi sejak Selasa (7/2) sekitar pukul 22.30 Wita mengakibatkan banjir di tujuh kecamatan di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB mencatat, lima kecamatan terdampak meliputi Kecamatan Labuan Badas, Empang, Terano, Sumbawa, Unter Iwes, dengan total terdampak 31.670 jiwa dari 8.375 kepala keluarga (KK).
"Untuk lima kecamatan ini banjir temporal, dan sekarang berangsur surut," kata Kepala BPBD NTB Muhammad Rum di Mataram, Jumat (10/2).
Dua kecamatan lain yakni Moyo Utara 5.669 jiwa dari 1.402 KK dan Moto Hilir dengan 2.952 jiwa, kondisinya masih tergenang antara 30 cm sampai 70 cm. Total terdampak di tujuh kecamatan tersebut 40.291 jiwa. Ia menyebutkan, banyak pengungsi yang pada siang kembali ke rumah, namun malam hari kembali ke sejumlah titik pengungsian di masjid dan instansi pemerintah.
Sedangkan, pengungsi yang terisolir di Moyo Utara dan Moyo Hilir bertahan dengan memanfaatkan rumah panggung miliknya atau tetangga. Sebab, aksebilitas menuju ke wilayah tersebut sangat terbatas dan hanya bisa diakses menggunakan perahu karet dengan mesin jika air tinggi.
Dia menyampaikan, sejumlah langkah telah diambil pemerintah daerah dengan menyusun langkah operasi dengan priortitas penanganan seperti penyelamatan jiwa yang dipimpin Sekda Pemkab Sumbawa.
Rumah Zakat Kirim Relawan untuk Bantu Korban Banjir Sumbawa
Pemkab Sumbawa juga telah mengimbau agar setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berkontribusi dalam penanganan darurat bencana banjir. Setiap camat di wilayah terdampak juga diimbau mendirikan dapur umum yang bahan mentahnya akan disuplai Dinas Sosial.
Selain itu, Dinas Kesehatan juga mengaktifkan puskesmas 24 jam untuk pelayanan kesehatan, distribusi air bersih oleh Dinas Sosial sosial dan BPBD sebanyak 2 tangki.
BPBD NTB juga telah mengirimkan bantuan secara bertahap berupa air mineral, paket lauk pauk, paket tambahan gizi, selimut, paket kitware, paket familykit, sandang, matras, hingga mie instan. Rum menambahkan, tantangan yang mungkin dihadapi ialah kemungkinan masih terjadinua hujan hingga dua hari ke depan jika melihat potensi prakiraan hujan dari BMKG.
Kemudian, Untuk kecamatan Moyo Utara dan Moyo hilir yang berbatasan dengan muara sungai dan berada di cekungan akan lebih lama terendamnya, ditambah air laut pasang dengan ketinggian air 30 cm hingga 80 cm. Hingga saat ini, tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir. Sedangkan untuk kerusakan infrastruktur masih dalam pendataan.
"Cuaca sudah mulai cerah, disertai gerimis sesekali," katanya.