REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Qatar akan mengajukan diri sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2028 setelah mengklaim punya visi dan target sebagai penyelenggara pesta multi-olahraga tertinggi di dunia itu.
"Visi dan target kami adalah menjadi penyelenggara salah satu Olimpiade, pada suatu saat nanti," kata anggota senior Komite Olimpiade Qatar Thani Al-Kuwari, Senin (8/2).
Kuwari mengklaim negaranya sedang sibuk membangun sejumlah fasilitas olahraga yang dapat dipakai dalam Olimpiade dan kejuaraan internasional lain.
Qatar, lanjut Kuwari, akan menyelenggarakan Kejuaraan Atletik Dunia pada 2019, Piala Dunia 2022, dan Kejuaraan Renang Dunia pada 2023.
"Semua fasilitas olahraga itu sedang dipersiapkan untuk segalanya, terutama setelah 2022. Fasilitas-fasilitas itu hampir 99 persen siap. Logistik untuk fasilitas-fasilitas itu juga selesai. Maka, kami berharap pada suatu saat, kita tidak pernah tahu, mungkin 2028," ujar Kuwari.
Salah satu stadion yang akan menjadi lokasi penyelenggaraan Piala Dunia 2022, stadion Khalifa Internasional, akan juga menjadi lokasi penyelenggaraan Kejuaraan Atletik Dunia pada 2019.
Selain stadion, Qatar juga masih membangun infrastruktur bernilai jutaan dolar demi Piala Dunia, termasuk sistem transportasi kota di Doha.
Qatar, yang telah mendapatkan kritik internasional atas tuduhan korupsi dan rekam jejak terhadap hak-hak pekerja setelah mendapatkan hak penyelenggaraan Piala Dunia 2022, telah gagal dalam mengajukan diri sebagai penyelenggara Olimpiade Musim Panas 2020 dan direbut oleh Jepang.
Jika Qatar berhasil menjadi tuan rumah Olimpiade, keberhasilan itu akan memunculkan kembali perdebatan tentang iklim di negara gurun.
Qatar akan menggelar Piala Dunia 2022 pada bulan-bulan musim panas ketika suhu negara teluk itu mencapai 50 derajat celsius.
Meskipun Qatar berjanji akan memasang pendingin udara di stadion untuk para pemain dan penonton saat Piala Dunia, FIFA telah memutuskan untuk menggeser turnamen sepak bola tertinggi di dunia itu pada November dan Desember 2022.