REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG - "Mudah-mudahan medali emas yang saya raih pada pertandingan cabang olahraga shorinji kempo SEA Games XXVI/2011 ini, menjadi pemacu atlet Indonesia, juga atlet asal Nusa Tenggara Timur," ucap Riny Imelda Samol.
Riny pantas berbangga. Dengan modal kemauan keras, ia memaju diri masuk dalam jajaran atlet yang diperhitungkan.
Dia satu-satunya kenshi putri yang menyumbangkan medali emas pada hari terakhir dari nomor perorangan pada SEA Games yang digelar di GOR Ciracas, Jakarta Timur.
Riny menjuarai nomor randori (tarung) putri kelas 54 kilogram. Dia maju ke final setelah menekuk Chasouda Phetsiriseng atlet asal Laos dengan skor 5-0, melalui satu "waza ari" (tendangan telak ke perut) dan di final Riny menang telak saat berhadapan dengan Le Thi Thu Hang atlet Vietnam dengan skor 10-0.
Sehari-hari, ia hanyalah anak petani biasa. Pekerjaannya, mencari rumput untuk makan ternak peliharaan keluarganya, dan mencari kayu bakar untuk memasak.
Menurut wanita kelahiran Kupang, 4 Maret 1992 itu, dirinya tertarik dengan dunia olahraga kempo karena selain menjaga diri juga dapat menyehatkan badan.
Riny Imelda menuturkan, waktu itu ibunya melarang dirinya ikut berlatih kempo, karena sepulang sekolah ia harus membantu orang tua untuk mencari rumput pakan ternak dan membantu kepentingan di dapur.
"Waktu itu saya duduk di bangku kelas V sekolah dasar. Namun secara diam-diam seusai mencari pakan ternak, saya ke tempat latihan kempo yang jaraknya sekitar dua kilometer dari rumahnya," ucap Riny mengenangnya.
Waktu itu, kata dia, ibunya Yosina Belandina sempat marah-marah dan menentang berlatih kempo, karena dianggap membuang waktu dan mengindar dari pekerjaan rumah.
Namun dengan tekad yang kuat agar bisa berlatih kempo, kata dia, dirinya berjanji kepada orang tuanya setelah melakukan pekerjaan rumah yakni mencari makanan ternak dan membantu pekerjaan di dapur agar diizinkan untuk berlatih kempo.
Sejak itu, orang tua (ibu) mengizinkan dirinya untuk berlatih olahraga asal negara Jepang tersebut.
"Saya berusaha mengatur waktu, sepulang sekolah saya harus mencari pakan ternak di kebun sembari mencari kayu bakar untuk kepentingan di dapur," ujarnya.
Setiap hari Riny melakoni pekerjaan ini dan kegemaran berlatih kempo pun terus juga dilakukan. Berkat ketekunan itu, oleh pelatih kempo diuji kemampuannya untuk bertanding. "Syukur waktu itu. saat uji tanding dengan rekannya, pelatih menyatakan saya layak ikut kejuaraan yang digelar di kota kecamatan," katanya.
Mulai saat itu dirinya dalam pertandingan selalu menjadi pemenang, sehingga bisa menjadi wakil setiap ada kejuaraan kempo di tingkat kabupaten hingga Provinsi NTT. "Setiap kejuaraan saya selalu menang dalam kelas tarung putri. Mulai saat itu dirinya diintensifkan untuk berlatih. Dan ibunya pun terus mendukung apa yang menjadi harapan saya," katanya.
Bagi Riny, juara di SEA Games adalah prestasi tertinggi dalam karier olahraga bela diri ini. "Saya baru pertama kali berlaga dikancah olahraga SEA Games. Saya akan terus berlatih agar ke depannya bisa lagi menyumbangkan medali emas kepada bangsa negara," ujarnya.
Anak kelima pasangan Agustinus Samol dan Yosina Belandina ini sebelumnya juara di "Indonesia Open 2009". Rini mulai mengenal kempo sejak usia lima tahun. Ketika itu, kakaknya, Andi Samol, mengajak dia berlatih. Berbekal izin orang tua dan semangat, Riny kini giat mengasah kemampuan bela dirinya.
Siswi SMA PGRI Kupang itu mengatakan, semboyan hidupnya adalah "Pantang Menyerah".
Kini, dia juara SEA Games dan berhak atas bonus yang dijanjikan pemerintah sebesar Rp 200 juta. "Bonus itu untuk membeli sepeda motor. Biar kalau pergi latihan tidak terlalu capek jalan kaki," ujarnya riang.
Dia juga mengatakan, sisa bonus yang nanti didapat sebagian akan ditabungkan dan untuk membantu adik-adiknya untuk biaya sekolah. "Duit itu nanti saya tabung sebagian buat adik-adik saya yang masih duduk di sekolah dasar," katanya.