REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diminta meningkatkan kualitas pendidikan keolahragaan di Indonesia. Pemerintah diminta membangun sekolah-sekolah keolahragaan yang bisa melahirkan atlet-atlet kelas internasional.
Ketua Asosiasi Professor Keolahragaan di Indonesia (APKORI), Joko Pekik mengatakan jika pemerintah serius meningkatkan prestasi para atlet nasional, salah satunya menagih tanggungjawab pendirian institusi pendidikan yang mapan. Selama ini, kata dia, pendidikan olahraga di Indonesia memang buruk.
Penilaian tersebut, kata Joko, salah satu sumber kegagalan para atlet nasional jika bertandung di gelanggang internasional. “Kalau kita melihat long term (jangka panjang), kegagalan SEA Games 2017, pasti menyentuh juga soal kualitas pendidikan olahraga,” kata dia saat dihubungi, Sabtu (2/9).
Joko menceritakan soal kebangkitan olahraga di Thailand. Kata dia, salah satu negara tetangga tersebut, sebagai referensi ironis bagi Indonesia. Kata dia, pada rentang akhir 1980 sampai 1990-an, olahraga di negara Gajah Putih itu, tak membudaya. “Mereka belajar di Indonesia,” kata dia.
Pada era tersebut, Joko mengatakan, Indonesia memang dipandang sebagai negara yang mampu memberikan pendidikan di segala bidang. Termasuk di bidang dan sistem keolahragaan. Hasilnya, kata dia, tampak dalam 10 tahun terakhir. Thailand sukses melewati prestasi Indonesia.
“Thailand itu nggak belajar kemana-mana. Meraka hanya belajar di Indonesia. Sekarang, kita yang harus belajar ke mereka,” ujar Joko.
Keberhasilan olahraga di Thailand, kata dia, juga menyerap sistem pendidikan dari Indonesia yang pernah direncanakan dan terapkan. Yaitu, dengan bertahap membangun sekolah-sekolah khusus keolahragaan. Thailand, saat ini punya populasi sekitar 67 juta jiwa. Sekolah khusus olahraga di negara itu, sedikitnya tercatat 28 unit.
“Satu yang terkenal dan yang paling berhasil di sana, Supanbhuri Sport School,” sambung Joko.
Jika menengok Indonesia, populasi 260 juta jiwa, menjadikannya, sebagai salah satu negara terbesar di dunia. Akan tetapi, Joko mengatakan, Indonesia cuma memiliki tak lebih dari enam sekolah olahraga. Pun saat ini, tersisa empat yang terbilang mapan. Salah satunya, yaitu sekolah olahraga di Ragunan, Jakarta dan Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim). Ada juga di Kalimantan Timur (Kaltim) dan Sumatera Selatan (Sumsel), Riau, serta Sulawesi Selatan (Sulsel).
Empat yang baik tersebut, menurut Joko di Jakarta, Kaltim, Palembang dan di Makassar. Tolok ukur baik, kata dia, dengan melihat kurikulumnya. Sekolah-sekolah di Indonesia menjadikan Kementerian Pendidikan sebagai lini depan dalam membuat kurikulum.
Menurut Joko, sarana pendidikan olahraga yang ada di Indonesia tak sebanding dengan angka penduduk. Idealnya, Indonesia harus memiliki sekolah khusus olahraga di seluruh provinsi. “Idealnya kita punya di 34 Provinsi. Tapi 15 saja, itu sudah sangat baik,” ujar Joko, yang juga sebagai pengajar olahraga di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).