REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Indonesian 2018 Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC) melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai Asian Para Games (APG) 2018 yang akan berlangsung 6-13 Oktober 2018. Kegiatan itu diselenggarakan dalam bentuk lomba dan workshop fotografi.
"Ada 16 kota yang kami kunjungi untuk sosialisasi sekaligus edukasi," kata Sylvi di Museum Seni Rupa dan Keramik, Kota Tua, Jakarta Barat, Sabtu (23/12).
Kegiatan ini dinilai penting sebab Indonesia menjadi tuan rumah dari kompetisi olah raga internasional untuk kaum difabel. Jakarta menjadi satu-satunya kota yang menjadi tuan rumah. "Bayangkan Indonesia dan Jakarta menjadi host. Satu-satunya kalau Asian Games hostnya ada dua. Jakarta dan Palembang. Tapi khusus untuk APG 2018 hanya hanya Jakarta yang menjadi tuan rumahnya," kata dia.
Sylviana menjelaskan, INAPGOC melakukan kunjungan kelima negara untuk mempersiapkan APG 2018. Negara pertama yang dikunjungi yaitu Uni Emirat Arab, dilanjutkan dengan Inggris, dan Korea Selatan. Ke depan, akan dilakukan pula kunjungan ke Jepang dan Portugal.
Proses sosialisasi dan edukasi dilakukan dengan roadshow ke 20 titik di 16 kota. Setelah roadshow panjang kelima kota, Sylviana menceritakan bahwa Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meminta kegiatan itu juga dilakukan di Balai Kota DKI. "Kami diminta ke Balai Kota. Luar biasa Pak Wagub. Insya Allah tanggal 28 Desember," kata Sylvi.
Menurut Sylvi, akan ada 3.000 atlet dari 43 negara berlaga dalam ajang APG 2018 dengan 528 nomor pertandingan. Sebanyak 1.000 di antaranya menggunakan kursi roda. Mereka akan bertanding dalam 18 cabang.
Sylviana menceritakan, APG sudah diselenggarakan sebanyak dua kali yaitu di Ghuangzou, Cina dan Incheon, Korea Selatan. Indonesia pernah menjadi juara umum dalam ajang ASEAN Para Games yang diselenggarakan di Kuala Lumpur Malaysia beberapa waktu lalu. Ia berharap prestasi ini dapat dipertahankan di tingkat Asia.
Sylviana mengungkapkan, para atlet APG 2018 yang berasal dari kaum difabel harus dianggap setara dengan atlet non-difabel. Difabel merupakan singkatan dari frasa different ability yang berarti kemampuan berbeda. "Mereka punya potensi tapi berbeda cara menyampaikan atau mengungkapkan potensinya," kata dia.
Sylvi juga mengenalkan maskot APG 2018 yang berupa burung elang bondol. Maskot ini dinamai MoMo yang merupakan singkatan dari motivasi dan mobilitas. Simbol ini menggambarkan keinginan untuk memberikan motivasi dan gerakan untuk mendorong kaum difabel tetap berkarya.
Ajang ini berslogan 'the Inspiring Spirit and Energy of Asia'. Ada empat misi yang dibawa, yaitu determination, courage, equality, dan inspiration. Keempat misi ini diharapkan dapat memperkenalkan tekad kuat dan kepercayaan diri para atlet dalam menghadapi segala tantangan, baik fisik maupun mental.