Kamis 26 Jul 2012 23:18 WIB

PM Inggris tak Nyaman dengan Mahalnya Biaya Olimpiade

Rep: citra listya rini/ Red: M Irwan Ariefyanto
Perdana Menteri Inggris, David Cameron.
Foto: AP
Perdana Menteri Inggris, David Cameron.

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Olimpiade London menjadi pergelaran Olimpiade dengan biaya terbesar sepanjang sejarah. Tentu saja ini menuai kritik publik Inggris. Seorang pejabat Inggris menyebut biaya penyelenggaraan Olimpiade menyedot dana 9,3 miliar poundsterling atau setara 14,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 137 triliun).

Dari mana dana sebanyak itu? Enam puluh empat persen berasal dari pemerintah. Padahal, krisis ekonomi sedang melanda Eropa. Di benua ini sedang terjadi lonjakan angka pengangguran. Nilai tukar euro masih belum stabil. Penyelenggaraan Olimpiade London jadi sebuah ironi, meski ada pula serapan tenaga kerja dalam penyelenggaraan.

Perdana Menteri Inggris David Cameron juga tak nyaman dengan berbagai kritikan soal penggunaan anggaran. Ini mungkin yang menjadi alasan Cameron mengajak para pebisnis dunia berkumpul di London pada Kamis (26/7). Cameron mengajak mereka untuk berinvestasi di Inggris.

Cameron ingin Olimpiade di negaranya punya manfaat bisnis. Cameron menegaskan kembali komitmennya untuk memotong defisit anggaran dan membawa ekonomi yang terkena resesi kembali ke jalur yang benar. "Saya memang ingin medali (Olimpiade) untuk Inggris, tapi saya punya tugas lain musim panas ini, salah satunya mendorong bisnis di Inggirs," kata Cameron.

Sekretaris Jenderal Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) Angel Gurria memperingatkan, pasar akan turun di Inggris. Meski begitu, Inggris tetap percaya diri. Pemerintah Inggris mengklaim telah membuka 53 ribu lapangan kerja baru selama satu tahun ini.

Laporan dari United Nations World Investment menunjukkan fakta berbeda. Investasi asing langsung (FDI) ke Inggris pada tahun lalu hanya sebesar 54 miliar dolar AS. Jumlah ini hanya seperempat dari nilai FDI yang tercatat pada 2007 lalu sebesar 196 miliar dolar AS.

Pembukaan Olimpiade tinggal menunggu hitungan jam saja. Dengan kondisi perekonomian di Inggris saat ini, ajang Olimpiade menjadi pertaruhan besar Inggris. Terlepas dari itu, publik Inggris dan para atlet dari seluruh dunia sudah terbius pesta olahraga yang hanya terjadi empat tahun sekali ini.

sumber : reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement