REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kesebelasan Papua mengalahkan Gorontalo dengan skor 1-0 di Stadion Patriot Candrabaga, Kota Bekasi, pada Ahad (18/9). Mengantongi poin penuh di klasemen grup C, Papua memastikan diri melenggang ke babak delapan besar Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat.
Tim besutan pelatih Chrisleo F. Yarangga, tampil agresif selama 92 menit pertandingan dengan mengenakan kostum putih. Sepanjang jalannya pertandingan, Papua terus menekan permainan dan melancarkan serangan di jantung pertahanan lawan.
Gol pecah pada menit ke-32, lewat tendangan bebas Yan Pieter Kornelis Nasadit, pemain Papua bernomor punggung 13. Hingga babak kedua berakhir, kedudukan 1-0 tidak berubah untuk kemenangan di tangan Papua.
Kemenangan tiga kali berturut-turut ini membuat Papua mengantongi poin penuh dan memimpin klasemen grup C maju ke babak delapan besar. Dua tim lain dari grup C yang akan mendampingi Papua ialah Bangka Belitung dan Kalimantan Timur. Ini juga mengandaskan impian Gorontalo maju ke babak berikutnya.
Pelatih Papua, Chrisleo F. Yarangga, mengucapkan terima kasih atas pertandingan yang berjalan lancar dan berakhir dengan kemenangan Papua. Kendati Gorontalo bisa menguasai permainan, kata Chrisleo, pada tahap akhir banyak pemain yang sudah terkuras staminanya. Hal itu memudahkan Papua untuk terus bermain menekan.
Sejak awal pertandingan, lanjut Chrisleo, Papua terus memforsir kemampuan untuk lolos ke babak delapan besar. Papua juga diperkuat oleh dua pemain profesional. "Sebagai peserta PON, kita targetnya harus lolos," kata pelatih Papua ini. Di tengah masa latihan yang terhitung singkat hanya tiga bulan, ia bersyukur anak asuhnya bisa memainkan pertandingan dengan baik.
Chrisleo mengeluhkan persiapan antara satu pertandingan dengan pertandingan berikutnya agak mepet sehingga proses pemulihan cukup berat. "Kita kadang punya persiapan cuma di hotel saja. Jadi kita gunakan areal depan hotel saja untuk pemanasan. Tapi saya optimis kita akan bertahan terus," ujar Chrisleo.
Pelatih Gorontalo, Romi Malanua, mengaku puas dengan permainan anak asuhannya kendati harus menelan kekalahan. Romi berdalih, para pemain kesebelasan Gorontalo relatif masih muda, bahkan sebagian berstatus pelajar. Para pemain rata-rata kelahiran antara 1997-1999. "Pemain kami rata-rata masih pelajar tidak ada pemain profesional. Tapi Alhamdulillah bisa mengimbangi pemain daerah lain," kata dia.
Ia menargetkan bisa mengikuti PON sebanyak dua kali hingga gelaran 2018 mendatang dengan status pemain saat ini. Kekalahan Gorontalo di babak klasifikasi tahun ini dapat menjadi sarana pembelajaran dan evaluasi. "Jadi kita anggap hari ini ajang uji coba untuk pertandingan PON berikutnya," ujar Romi.