REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain tunggal putri Indonesia, Linda Wenifanetri menorehkan sejarah di Total BWF World Championship 2015. Setelah menunggu 20 tahun, akhirnya Indonesia kembali mengirimkan wakilnya di sektor tunggal putri ke semifinal Kejuaraan Dunia.
Di babak perempat final, Linda merupakan satu-satunya pemain non-unggulan yang tersisa. Linda mengalahkan pemain unggulan empat dari Cina Taipei, Tai Tzu Ying dalam pertarungan ketat rubber game selama 1 jam 8 menit.
Pada awal gim pertama, Linda berupaya memainkan bola-bola rally dengan pukulan melambung ke belakang daerah pertahanan Ying. Namun pemain Taipei ini yang memiliki pola permainan menyerang tidak meladeninya dan terus menembus daerah pertahanan Linda.
Saat kedudukan 14-13 dengan keunggulan Linda, Ying meraih delapan poin beruntun dan mencuri gim pertama dengan 14-21. Pada gim kedua, Linda langsung memimpin dengan 3-0. Ying mampu menyamakan kedudukan pada 6-6 dan berbalik unggul 6-7 dan 8-10. Linda sempat menyalip unggul di paruh gim kedua dengan 11-10.
Keunggulan Linda tak berlangsung lama. Ying kembali memimpin perolehan angka dari 10-15 dan meraih match point terlebih dahulu dengan 14-20. Tak dinyana, Linda mampu meraih poin demi poin menyamakan kedudukan dan memaksakan deuce dengan 20-20 dan bahkan mencuri gim kedua dengan 22-20. Para penonton di dalam Istora Senayan pun semakin bergemuruh memberikan dukungan untuk Linda.
Sebaliknya, Ying semakin tertekan dengan direbutnya gim kedua dari Linda. Meski sempat unggul 3-4, perolehan angka Ying semakin tertinggal. Sedangkan Linda terlihat semakin percaya diri dengan melancarkan bola-bola rally dan diakhiri dengan serangan ke daerah pertahanan Ying.
Perolehan angka Linda tak terkejar. Linda unggul 11-6 di paruh gim yang menentukan ini. Jarak perolehan angka yang melebar, tak sanggup dikejar Ying yang terus melakukan kesalahan sendiri. Linda unggul dari 14-9, 18-11 dan mengakhiri kemenangan dengan 21-12.
Dengan lolos ke babak semifinal dipastikan Linda meraih medali perunggu Kejuaraan Dunia 2015. Prestasi ini terakhir ditorehkan Susi Susanti saat menjadi semifinalis Kejuaraan Dunia 1995. Susi Susanti sendiri menjadi juara dunia pada 1993.
Jejak Susi Susanti sebenarnya juga diikuti Mia Audina yang menjadi semifinalis pada Kejuaraan Dunia 2003 di Birmingham. Namun saat itu Mia Audina telah berpindah kewarganegaraan menjadi warga negara Belanda sejak 1999.
Sejauh ini baru dua pemain Indonesia yang telah meraih gelar juara dunia di sektor tunggal putri yaitu Verawaty Fajrin pada 1980 dan Susi Susanti pada 1993.