Selasa 14 Feb 2017 18:53 WIB

Jubir Presiden: Grasi Antasari tak Ada Hubungannya dengan SBY

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Staff Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi mendatangi Gedung KPK, Jakarta, Jumat (11/11).
Foto: Republika/ Wihdan
Staff Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi mendatangi Gedung KPK, Jakarta, Jumat (11/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar menyebut nama mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam dugaan kriminalisasi kasus yang menjeratnya. Menanggapi hal itu, melalui akun resmi Twitter pribadinya, SBY pun menyebut grasi yang diberikan kepada Antasari memiliki motif politik untuk menyerang dirinya.

Pihak istana, melalui Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi pun menegaskan, pemberian grasi kepada Antasari Azhar oleh Presiden Jokowi telah melalui prosedur yang sesuai dengan aturan perundang-undangan. Selain itu, pemberian grasi juga dilakukan berdasarkan masukan dari Mahkamah Agung (MA).

"Pemberian grasi itu sudah melalui proses dan prosedur yang sesuai dengan aturan perundang-undangan. Keputusan presiden untuk memberi grasi kepada pak Antasari itu berdasarkan saran atau masukan dari MA. Jadi tidak ada kaitannya sama sekali pemberian grasi itu dengan apa yang pak Antasari lakukan secara pribadi," jelas Johan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (14/2).

(Baca: Datangi Bareskrim Polri, Antasari: Saya Minta SBY Jujur, Terbukalah...)

Johan mengatakan, pengakuan dari Antasari terkait kriminalisasi kasusnya tersebut bukanlah yang pertama kali dilakukan. Sudah sejak lama Antasari menyuarakan hal tersebut. Karena itu, ia menyampaikan agar kasus yang menjerat Antasari dan menyeret nama SBY tersebut tak dikaitkan dengan Presiden.

"Sejak dulu kan dia selalu menyuarakan bahwa dia mengalami perlakuan yang tidak fair yang bahasa yang digunakan pak Antasari adalah kriminalisasi. Itu urusannya pak Antasari sendiri. Jangan dibawa-bawa ke sini, dan sama sekali tidak ada hubungannya grasi dengan itu," tegas Johan.

Terkait dengan keputusan Antasari untuk mengungkap aktor dibalik kasus kriminalisasi yang menjeratnya setelah pemberian grasi, Johan pun meminta agar hal ini ditanyakan kepada Antasari.

(Baca: Antasari: Kalau Aparat Enggak Gerak, Saya Ungkap ke Media)

Seperti diketahui, mantan Ketua KPK, Antasari Azhar, membuka suaranya terkait kasus yang menjerat dirinya di kantor Bareskrim Polri, hari ini. Ia mengatakan, dugaan kriminalisasi terhadap dirinya tersebut juga diketahui oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Antasari meminta SBY, untuk mengungkapkan siapa yang diperintahkan dan apa yang dilakukannya untuk merekayasa kasus tersebut. Karena itu, ia pun meminta kepada SBY untuk berbicara jujur terkait kasus yang menimpanya itu.

Menanggapi pernyataan Antasari, melalui akun resmi Twitter pribadinya, SBY mengatakan telah memprediksi tuduhan ini akan terjadi. Bahkan, ia juga menyebut hal ini ada kaitannya dengan grasi yang diberikan kepada Antasari untuk menyerangnya. SBY juga menduga tuduhan ini telah direncanakan tepat sehari sebelum pemungutan suara Pilkada Jakarta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement