Selasa 21 Feb 2017 09:52 WIB

Kemendikbud Dorong Kecintaan Film Nasional pada Anak Melalui PPK

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Hazliansyah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud Muhadjir Effendy berudiensi saat melakukan kunjungan di kantor Harian Republika di Jakarta, Rabu (24/8).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud Muhadjir Effendy berudiensi saat melakukan kunjungan di kantor Harian Republika di Jakarta, Rabu (24/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berkomitmen mendorong dan menumbuhkan kecintaan terhadap film nasional pada anak melalui penguatan pendidikan karakter (PPK) di sekolah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy beranggapan, membangun masyarakat cinta film nasional dapat dibangun sejak dini.

"Kemendikbud melalui program penguatan pendidikan karakter yang menjadi amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi), akan mencoba membangun kepekaan mengapresiasi terhadap karya anak bangsa, termasuk karya film nasional," kata dia dalam keterangan pers yang diterima Republika.co,id, Senin (20/2).

Ia menjabarkan, hal itu dapat berdampak pada kepekaan anak dalam mengapresiasi film karya anak bangsa lainnya. Sehingga, ia menegaskan, butuh sinergi antara Kemendikbud dengan Badan Perfilman Indonesia (BPI) untuk mengembangkan perfilman di Indonesia.

Muhadjir menuturkan, program penguatan pendidikan karakter (PPK) pada jenjang SD memungkinkan anak untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di luar kelas. Sehingga, para guru bisa mengajak siswa untuk nonton film nasional.

"Dari hasil menonton, bisa mengajak para siswa untuk membahas ulang terkait film itu, serta meminta kesan dari isi filmnya, dan biarkan siswa mengekspresikan ulang apa yang telah ditontonnya," jelasnya.

Selain itu, Muhadjir melanjutkan, Kemendikbud akan mengajak para seniman dan budayawan untuk masuk ke sekolah menyukseskan program PPK. Ia meyakini seniman dan budayawan dapat memberikan inspirasi dan motivasi pada siswa untuk lebih mencintai seni dan budaya Indonesia, khususnya film nasional.

"Ini cara yang pas agar anak-anak lebih mencintai film nasional, dengan mendekatkan mereka kepada pemegang perannya yaitu seniman dan budayawan," ujar Mendikbud.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement