Rabu 22 Feb 2017 05:05 WIB

Ibas: Pancasila Jangan Hanya Jadi Jargon

Ibas
Foto: Republika
Ibas

REPUBLIKA.CO.ID, MAGETAN  --- Ideologi bangsa Pancasila haruslah ada di setiap hati dan napas rakyat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa pengejewantahan yang konsisten, Pancasila bakal kehilangan arti.

“Pancasila sebagai ideologi bangsa hendaknya jangan hanya menjadi sekadar jargon di dalam setiap rakyat Indonesia,” kata Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (21/2). Ibas mengatakan hal itu saat menggelar Sosialisasi 4 Pilar MPR bertema "Penegasan Pancasila Sebagai Dasar Negara, Ideologi Bangsa, dan Negara" di Desa Selorejo Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Turut hadir dalam acara tersebut unsur pimpinan DPC Partai Demokrat Kabupaten Magetan, Dewan DPRD Provinsi Jawa Timur Ninik Sulistiyaningsih, Muspika Kecamatan Kawedanan, serta jajaran perangkat Desa Getasanyar, Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan, komunitas perajin UMKM, karang taruna, gabungan kelompok tani, serta masyarakat umum.

Menurut Ibas, Pancasila harus bisa dijadikan sebagai alat pemersatu semua perbedaan yang ada di Indonesia, baik perbedaan suku, ras, agama, dan golongan. Namun begitu, kata dia, kita semua juga harus luwes terhadap Pancasila. Sebab, Pancasila bukanlah barang yang kaku. “Bisa saja di dalam kehidupan kita punya pilihan A, B, C, atau D. Itu tidak apa-apa asal tujuannya satu dan tidak bertentangan dengan Pancasila,” kata Ibas yang juga anggota Komisi X DPR.

Putra bungsu mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini melanjutkan, selama dalam perbedaan tersebut, semua rakyat harus tetap mengingat adanya Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial.

Ketuhanan Yang Maha Esa, ujar Ibas, mengandung arti setiap warga negara dipersilahkan menjalankan ibadah sesuai agamanya masing-masing. “Yang mau ke masjid, ke gereja, ke pura atau tempat peribadatan lainnya, silahkan dan itu memang dijamin. Itu tidak boleh saling mengganggu satu sama lainnya,” kata Ibas.

Karenanya, hal yang terpenting, kata Ibas, semua bangsa harus bisa saling mengingatkan dan saling menghargai satu sama lain.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement