REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komposer Indonesia Fero Aldiansya Stefanus menggarap musik pengiring Opera Ikan Asin yang segera dipentaskan Teater Koma di Ciputra Artpreneur, Jakarta, 2-5 Maret 2017. Ia mengaransemen ulang komposisi musik klasik gubahan komposer Jerman Kurt Weill dari lakon aslinya, The Threepenny Opera karya Bertolt Brecht.
"Buat saya ini pengalaman baru, karena materi musik Kurt Weill termasuk tidak biasa di zamannya, apalagi di zaman sekarang," ujar Fero mengenai karya yang kali pertama dipentaskan di Berlin, Jerman, pada 31 Agustus 1928 itu.
Ia menjelaskan, terdapat 23 lagu dengan dua lagu berulang dalam keseluruhan lakon Opera Ikan Asin yang berdurasi dua jam 50 menit itu. Nano Riantiarno, sutradara pementasan sekaligus yang mulanya menggarap daur ulang naskah, mengubah semua lirik lagu asli yang berbahasa Jerman menjadi bahasa Indonesia.
Fero menyebutkan, musik untuk Opera Ikan Asin mendatang yang sebelumnya pernah dibawakan pada 1983 dan 1999 menuntut penyempurnaan lebih. Pasalnya, sejumlah pementasan terdahulu tidak menampilkan keseluruhan lakon, termasuk lagu-lagu yang mengalami penyederhanaan.
Sementara, kali ini Fero diminta mengaransemen versi lengkap musik dan lagu dengan partitur kompleks. Penyesuaian bahasa pun menjadi tantangan tersendiri karena satu suku kata di Jerman berbanding dengan tiga hingga empat suku kata dalam bahasa Indonesia.
"Dari 23 lagu, hanya tiga lagu yang tidak mumet mengerjakannya. Namun, bisa dijamin penonton akan mendapatkan suguhan bunyi-bunyian musik yang tidak biasa di Opera Ikan Asin," ujar Fero.
Opera Ikan Asin menampilkan Rangga Riantiarno, Sekar Dewantari, Budi Ros, Cornelia Agatha, Netta Kusumah Dewi, Joind Byuwinanda, Sari Madjid Prianggoro, Ratna Ully, Naomi Lumban Gaol, Suntea Sisca, dan banyak pemeran lain. Bagi yang tertarik menontonnya, harga tiket dalam enam kategori berkisar antara Rp 150 ribu sampai Rp 850 ribu.