REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Museum Kebaharian Jakarta menambah puluhan koleksi dari empat negara yang terlibat dalam kerja sama untuk pameran pertempuran Laut Jawa dan Selat Sunda pada masa Perang Dunia II, yakni Inggris, AS, Belanda dan Australia.
"Dari pameran kerja sama dengan Kedubes Inggris, AS, Belanda dan Australia ini ada tambahan koleksi 30 buah," kata Kepala Museum Bahari Husnison Nizar saat ditemui usai pembukaan pameran di Jakarta, Senin (27/2) malam.
Koleksi tambahan untuk pameran peringatan 75 tahun pertempuran di Laut Jawa dan Selat Sunda itu antara lain alat ukur jarak, teropong, teleskop, miniatur kapal, bendera sinyal, peralatan makan di kapal serta buku sejarah perang di Laut Jawa.
"Ada beberapa artefak orisinal juga. Terdapat papan cerita sebanyak 24 panel yang menceritakan peristiwa," tutur Husnison.
Melalui kerja sama pameran itu juga, dilakukan perbaikan ruangan pameran untuk memajang koleksi baru dan papan cerita. Untuk Jepang yang juga terlibat dalam perang itu melawan empat negara sekutu, terdapat dua papan cerita mengenai Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.
Ditemui secara terpisah, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik menuturkan papan cerita menunjukkan 11 kapal yang tenggelam, termasuk empat kapal Inggris serta tokoh penting pertempuran laut itu. Sejumlah koleksi terkait peristiwa yang terjadi pada 27 Februari - 1 Maret 1942 itu, sebagian dapat dilihat, tetapi sebagian besar masih ada di dasar Laut Jawa dan Selat Sunda.
"Ada beberapa yang bisa dilihat, tetapi kebanyakan kapal masih tenggelam dan menjadi makam untuk tentara angkatan laut yang menjadi korban," tutur Dubes Moazzam.
Museum Kebaharian Jakarta memamerkan dua pertempuran Laut Jawa dan Selat Sunda yang merupakan pertempuran laut terbesar pada masa Perang Dunia II selama satu tahun.