REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musibah kebakaran yang menimpa Museum Kebaharian di Penjaringan, Jakarta Utara, mengingatkan pentingnya alokasi anggaran yang benar-benar digunakan untuk melaksanakan perawatan yang baik dalam menjaga kondisi barang-barang bersejarah. "Kami merasa prihatin dengan terbakarnya Museum Bahari. Ini menjadi peringatan agar kita semua serius menguatkan pengalokasian anggaran yang memadai untuk perawatan," kata Anggota Komisi X DPR Esti Wijayati, Rabu (17/1).
Menurut Esti, masih kerap ditemui permasalahan minimnya anggaran perawatan museum yang ada di sejumlah pemerintahan daerah, serta juga alokasi untuk itu di bawah Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk itu, ia mengingatkan bahwa terkait kecilnya alokasi anggaran agar berbagai pihak terkait tidak hanya mengandalkan alokasi dari APBN tetapi juga perlu kreatif seperti melibatkan pihak swasta.
Politikus PDIP itu juga menegaskan agar aspek cagar budaya dan museum dapat menjadi skala prioritas bagi berbagai pemda karena barang historis itu merupakan perjalanan dari bangsa ini. Sebagaimana diwartakan, koleksi pertempuran Laut Jawa dan Selat Sunda hasil kerja sama dengan Kedubes Inggris, Belanda, AS, dan Australia yang berada di dalam Gedung C Museum Kebaharian Jakarta terbakar.
Kepala UPT Museum Kebaharian Jakarta Husnizon Nizar di Jakarta, Selasa (16/1), mengatakan gedung yang terbakar adalah Gedung C blok dua dan tiga yang berisi koleksi navigasi laut, kapal tradisional dan koleksi pertempuran Laut Jawa serta Gedung A blok empat dan lima yang berisi diorama tentang sejarah pelaut internasional dan sejarah berkaitan dengan kelautan Nusantara.
Husnizon menuturkan belum mengetahui penyebab pasti kebakaran, tetapi diperkirakan akibat arus pendek/korsleting listrik yang berasal dari Gedung C. Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan untuk sementara Museum Bahari diisolasi dari orang-orang yang tidak berkepentingan.
Sedangkan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menyesalkan koleksi Museum Bahari yang rusak akibat kebakaran yang terjadi Selasa pagi. "Kami sangat menyesalkan kebakaran yang melanda Museum Bahari. Kami meminta penyelidikan dilakukan dengan menyeluruh, agar kita bisa ketahui penyebabnya. Setelah kita ketahui penyebabnya kita upayakan agar musibah seperti ini tidak terulang," kata Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Arif Havas Oegroseno.
Ruang pajang berisi koleksi Perang Laut Jawa yang merupakan sumbangan dari negara-negara sahabat melalui perwakilan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Kedutaan Besar Inggris, Kedutaan Besar Australia dan Kedutaan Besar Belanda juga rusak terbakar. Begitu pula eksibisi yang diiniasi Deputi Kedaulatan Maritim turut terdampak kebakaran.