Ahad 05 Mar 2017 12:49 WIB

Tekan Malaria, Warga Papua Cek Darah Massal

Nyamuk adalah salah satu penyebar penyakit malaria (ilustrasi).
Foto: AP
Nyamuk adalah salah satu penyebar penyakit malaria (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PAPUA -- Dinas Kesehatan Provinsi Papua terus menekan penyakit malaria di provinsi itu dengan cara mencari kasus malaria sebanyak mungkin dan seawal mungkin untuk diobati. "Kita berupaya untuk menemukan kasus malaria sebanyak mungkin dan seawal mungkin, kemudian begitu ditemukan harus segera diobati," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis AIDS, TB dan Malaria (ATM) Dinkes Papua, Bery Wopari di Jayapura, Ahad (5/3).

Dia menjelaskan, berbagai kegiatan yang dilakukan agar menemukan kasus malaria seawal mungkin, yakni pertama melalui survei massal darah. "Jadi artinya di sini pengambilan darah secara massal di masyarakat di kampung-kampung yang ada di seluruh kabupaten/kota di Papua," ujarnya.

Masyarakat, katanya, dikumpulkan kemudian diambil darahnya dan langsung diperiksa saat itu juga oleh petugas kesehatan dengan menggunakan mikroskop atau dengan revites diagnostik untuk dicari ada malaria atau tidak.

Begitu ketahuan, maka langsung saat itu juga diobati sesuai aturan pemberian obat.

Setelah mendapat obat, hari keempat atau ketujuh mereka akan diperiksa kembali untuk memastikan bahwa penyakit itu telah lenyap," katanya. Menurut dia, obat-obatan malaria yang kini dimiliki oleh Dinkes Papua biasanya langsung menghabiskan bibit penyakit malaria dalam tubuh seseorang.

Kegiatan kedua yang digunakan untuk pencegahan penyakit malaria yaitu menggunakan strategi pembagian kelambu malaria. "Jadi kelambu malaria ini tidak seperti kelambu biasa yang dijual di toko. Kelambu malaria ini khusus, sudah ada obat insektisida/obat kimia anti serangga di dalamnya, sehingga nyamuk, ataupun kutu dan segala macam serangga-serangga kecil lainnya kalau bersentuhan dengan kelambu ini langsung mati," ujarnya.

Bery menuturkan, kelambu ini akan dibagikan kepada seluruh masyarakat. "Jadi setiap kabupaten/kota di Papua harus menghitung berapa banyak masyarakat yang ada di daerahnya," ujarnya.

Selain itu, kata dia, pencegahan malaria ini juga dilakukan melalui program integrasi ibu dan anak. "Jadi ibu-ibu yang datang untuk periksa kehamilan, akan ditest malaria, kalaupun ibu ini positif maka dikasih kelambu, kalaupun malarianya negatif juga tetap dikasih kelambu agar melindungi ibu tersebut dari nyamuk," ujarnya.

Ia menambahkan, kegiatan terakhir pencegahan malaria yaitu melalui program imunisasi. "Jadi anak-anak yang dapat imunisasi campak, dia akan dapat kelambu anti malaria. Dalam satu keluarga itu bisa dapat tiga kelambu," ujarnya.

"Diupayakan agar tidak ada kontak antara nyamuk sebagai penular malaria dengan masyarakat/orang sehat," ujarnya lagi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement