Rabu 08 Mar 2017 17:20 WIB

Demi Warganya, Najib Rajak Turunkan Tekanan Terhadap Korut

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak tiba di lokasi pembukaan KTT IORA ke-20 tahun 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta.
Foto: Antara/Iora Summit 2017/Rosa Panggabean
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak tiba di lokasi pembukaan KTT IORA ke-20 tahun 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menurunkan tekanannya terhadap Korea Utara setelah menuduh Korut menyandera warga Malaysia. Saat ini polisi Malaysia mengidentifikasi delapan warga Korut yang akan diinterogasi terkait pembunuhan Kim Jong Nam di Bandara Kuala Lumpur pada 13  Februari lalu. 

Polisi mengatakan, tiga dari warga Korut yang mau diinterogasi saat ini masih bersembunyi di Kedutaan Besar Korut. Di Sarawak terdapat 37 warga Korut yang ditahan di tempat konstruksi  karena visanya telah habis.

Seorang sumber pemerintah mengatakan, mereka di antara 176 warga Korut yang bekerja di Sarawak. Orang-orang Korut yang melebihi izin tinggal akan diberi 30 hari perpanjangan.

Mengutamakan keselamatan 11 warga Malaysia di Korut yang ditahan oleh Korut sebagai aksi balas dendam terhadap Malaysia, Najib akhirnya melunak. Ia tak bermaksud memutuskan hubungan diplomatik dengan Korut.