REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menurunkan tekanannya terhadap Korea Utara setelah menuduh Korut menyandera warga Malaysia. Saat ini polisi Malaysia mengidentifikasi delapan warga Korut yang akan diinterogasi terkait pembunuhan Kim Jong Nam di Bandara Kuala Lumpur pada 13 Februari lalu.
Polisi mengatakan, tiga dari warga Korut yang mau diinterogasi saat ini masih bersembunyi di Kedutaan Besar Korut. Di Sarawak terdapat 37 warga Korut yang ditahan di tempat konstruksi karena visanya telah habis.
Seorang sumber pemerintah mengatakan, mereka di antara 176 warga Korut yang bekerja di Sarawak. Orang-orang Korut yang melebihi izin tinggal akan diberi 30 hari perpanjangan.
Mengutamakan keselamatan 11 warga Malaysia di Korut yang ditahan oleh Korut sebagai aksi balas dendam terhadap Malaysia, Najib akhirnya melunak. Ia tak bermaksud memutuskan hubungan diplomatik dengan Korut.
"Kami adalah negata yang ramah terhadap warga Korut," kata Najib, Selasa (8/3).
Najib juga berupaya memastikan keselamatan tiga anggota staf Kedutaan Malaysia, enam anggota keluarga, dan dua warga Malaysia lain di Korut.
"Kami tak akan bertengkar dengan Korut. Namun saat terjadi kejahatan di Malaysia dan ada penggunaan senjata kimia maka kami harus melindungi kepentingan bangsa Malaysia," kata Najib.
Namun Najib tak memberikan jawaban bagaimana caranya membawa kembali warga Malaysia yang ada di Korut. "Jika ada negosiasi, kami tak bisa melakukannya melalui media," katanya.