Kamis 09 Mar 2017 09:13 WIB

Malaysia Ingatkan Investigasi Kematian Kim Jong-nam Butuh Waktu Lama

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Seorang polisi Malaysia menjaga gerbang National Forensic Institute di Kuala Lumpur Hospital di Malaysia, Rabu (1/3). Di tempat tersebut tersimpan jasad Kim Jong-nam.
Foto: AP Photo/Vincent Thian
Seorang polisi Malaysia menjaga gerbang National Forensic Institute di Kuala Lumpur Hospital di Malaysia, Rabu (1/3). Di tempat tersebut tersimpan jasad Kim Jong-nam.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Malaysia telah mengingatkan investigasi terhadap kematian Kim Jong-nam akan lebih lama daripada yang diharapkan. Pembunuh Kim Jong-nam memakai racun VX untuk membunuhnya saat di Bandara Kuala Lumpur pada 13 Februari lalu.

"Mengingat tingkat kompleksitas dan sensivitas kasus ini maka investigasi membutuhkan waktu yang lebih lama daripada yang kami harapkan," kata Wakil Organization for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW) atau organisasi pelarangan senjata kimia, Ahmad Nazri Yusof, Rabu (8/3).

Pemerintah Malaysia akan melalukan kerja sama penuh dengan OPCW dan organisasi internasional lainnya untuk membawa pelaku kejahatan ke pengadilan. Dengan Konvensi Senjata Kimia maka negara-negara anggota OPCW dalam membawa kasus ini ke Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB untuk diambil langkah-langkah yang memungkinkan.

Ketika ditanya apakah harus dilakukan langkah-langkah terhadap pembunuh Kim Jong-nam, Duta Besar Cina untuk  PBB Liu Jieyi mengatakan investigasi masih terus berlanjut. "Kami harus melihat bagaimana prosesnya dan bagaimana situasi yang sesungguhnya," katanya.

Dewan Keamanan PBB melakukan pertemuan tertutup untuk membicarakan peluncuran rudal balistik Korut. Duta Besar Inggris untuk PBB Matthew Rycroft mengatakan, tudingan penggunaan racun VX menjadi perhatian para anggota dewan.

"Hal itu memang dibahas namun belum ada permintaan tertentu bagi Dewan Keamanan PBB untuk melakukan aksi bagi kasus itu," ujarnya.

Pejabat AS dan intelijen Korea Selatan menuding agen-agen Korut merupakan dalang pembunuhan Kim Jong-nam yang selama ini tinggal di Makau di bawah perlindungan Cina.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement