REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Kepala Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) Ben G Saroi mengatakan pihaknya terus melakukan kajian untuk menjaga ekosistem terestrial di kawasan tersebut yang merupakan penyangga makanan hiu paus agar tidak rusak.
Dia menyebutkan, hiu paus di kawasan taman nasional itu, terutama di perairan Kuatisore Nabire, Papua, memakan ikan puri dan plankton kecil. Ekosistem terestrial di kawasan tersebut harus dijaga agar tidak berdampak negatif terhadap keberadaan hiu.
"Makanan hiu paus itu ikan puri dan hewan kecil di laut maupun tempat pemijahan ikan puri berada di sungai. Kalau sungai rusak dan ikan puri berkurang, hiu paus yang menjadi primadona di kawasan tersebut bisa saja pindah ke tempat lain," katanya, Selasa.
Di Nabire, lanjutnya, terdapat empat sungai yang menjadi lokasi penyangga makanan hiu paus, yakni Sungai Bumi, Karabiri, Iwanggar, dan Sungai Sima. Empat sungai tersebut merupakan lokasi pemijahan ikan puri yang harus selalu dijaga secara baik.
Ia menyebutkan, beberapa ancaman selain penyangga makanan juga harus menjadi perhatian. Kerja sama antara BBTNTC, Universitas Papua dan World Wide Fund for Nature (WWF) diharapkan menjadi solusi atas persoalan tersebut.
Melalui kerja sama tersebut, katanya, ke depan akan dibangun sale terapung di Kawasan Soa, Nabire. Kehadiran sale terapung diharapkan mampu menekan eksploitasi berlebihan ikan di kawasan tersebut.
"Masyarakat pun harus terus diedukasi dan dilibatkan langsung dalam pengelolaan pariwisata, sehingga mereka bisa sejahtera melalui pengelolaan wisata tanpa harus mengeksploitasi secara berlebihan kekayaan alam," katanya pula.