REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengasuh pondok pesantren Al Hikam, Depok, KH Hasyim Muzadi wafat pada Kamis (16/3) setelah sempat sakit. Semasa hidup, Kyai Hasyim dikenal aktif dalam berbagai organisasi Islam.
Kyai Hasyim lahir di Bangilan, Tuban, Jawa Timur pada 8 Agustus 1944 dari pasangan H Muzadi dan Hj Rumyati. Beliau menamatkan pendidikan dasar pada 1955 hingga pendidikan tinggi pada 1969 di Jawa Timur.
Masa muda Kiai Hasyim diisi aktivitas di berbagai organisasi. Beliau sempat menjadi Ketua Ranting NU Bululawang-Malang, Ketua Anak Cabang GP Ansor Bululawang-Malang pada 1965, Ketua Cabang PMII Malang dan Ketua KAMI Malang pada 1966. Hingga akhirnya beliau menjadi Ketua PWNU Jawa Timur periode 1992-1999.
Dalam Muktamar ke 30 di Kediri pada 1999, Hasyim terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Kiai Hasyim terpilih kembali menjadi Ketua Umum PBNU untuk ke dua kalinya dalam Muktamar NU ke-31 di Boyolali.
Dalam Muktamar NU ke 32 di Makassar pada 2010, Kiai terpilih menjadi Wakil Rais Aam PBNU (2010-2015), bersama KH A Musthofa Bisri mendampingi Ketua Rais Aam KH M A Sahal Mahfudh. Di kancah politik, suami Hj Muthomimah tersebut sempat menjadi anggota DPRD Kota Malang-Jawa Timur dan anggota DPRD Provinsi Jawa Timur pada 1986-1987 dari PPP.
Pada Pilpres 2004, Kyai Hasyim juga sempat maju menjadi calon wakil presiden mendampingi capres Megawati Soekarnoputri. Namun pasangan capres dan cawapres ini gagal memenangi pilpres kala itu.
Pada 2011, Kyai Hasyim membuka Sekolah Tinggi Kulliyatul Quran (STKQ) Al-Hikam Depok di Kelurahan Kukusan, Beji, Depok. Perguruan Al-Hikam ini merupakan yang kedua berdiri setelah yang pertama berdiri di Kota Malang, Jawa Timur.
Tak lama berselang, beliau juga mendirikan Pesantren Mahasiswa Al-Hikam lokasi yang sama dengan STKQ Al Hikam di Beji, Depok. Kyai Hasyim yang kini masih menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) sempat menjalani perawatan di RS Lavalette, Malang. Beliau wafat pada Kamis, 16 maret 2017 pada pukul 06.15 WIB.