Kamis 16 Mar 2017 09:25 WIB

Agus: Dunia Politik Penuh Intrik

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (tengah) didampingi Calon Wakil Gubernur Slyviana Murni (ketiga kanan) dan Anggota Tim Pemenangannya memberikan keterangan pers di Posko Tim Pemenangan Agus-Slyvi, Jakarta, Rabu (15/2).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (tengah) didampingi Calon Wakil Gubernur Slyviana Murni (ketiga kanan) dan Anggota Tim Pemenangannya memberikan keterangan pers di Posko Tim Pemenangan Agus-Slyvi, Jakarta, Rabu (15/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni menggelar acara perpisahan dengan relawan pendukungnya di Jakarta Theatre, Jakarta Pusat, Rabu (15/3) malam. Acara yang bertema 'Thank You Gathering Tim dan Relawan Agus-Sylvi' itu merupakan ucapan terimakasih kepada seluruh relawan yang telah memperjuangkannya selama berkontestasi di Pilgub DKI.

Agus kemudian menyampaikan menyampaikan tiga hikmah yang bisa diambil adi kegagalannya di Pilgub DKI 2017. Pertama, berani mengambil keputusan yang penuh risiko dan ketidakpastian. Itu pun yang telah dilakukan Agus, yakni meninggalkan zona nyamannya di dunia militer demi mengikuti kontestasi Pilgub DKI, meski banyak orang yang menyayangkannya.

"Saya tinggalkan karier militer bukan tanpa risiko, tapi Alhamdulillah saya tidak menyesali keputusan itu karena demi tujuan yang besar, baik, dan mulia, Insya Allah walaupun risiko besar tapi kita meyakini jika itu untuk kebaikan orang banyak," kata Agus saat menyampaikan pidatonya.

Hikmah kedua yang bisa dipetik Agus dari kegagalannya di Pilgub DKI adalah keberanian untuk menghadapi tantangan ujian dan cobaan yang dahsyat. Agus merasa dunia politik penuh intrik yang bahkan tidak ditemuinya di dunia militer. Bahkan, selama lima bulan berkontestasi di Pilgub DKI, Agus merasanya seperti puluhan tahun karena terus mendapat tekanan yang luar biasa.

"Bagi saya ini adalah Kawah Candradimuka, masa penggemblengan. Saya telah melalui masa di militer, tapi di dunia pengabdian yang baru, dunia politik yang penuh intrik yang saya tidak temui sebelumnya di militer," ucap Agus.

Hikmah terakhir, yang bisa dipetik Agus adalah berani bertanggung jawab meski pun belum berhasil atau kalah dalam kompetisi. Itu menurutnya menjadi pelajaran bahwa dalam hidup sewaktu-waktu bisa menang, tapi sewaktu-waktu bisa belajar. Artinya, belajar untuk menang di kemudian hari itu juga penting.

"Sometimes we win, but sometimes we learn, kadang kita harus belajar untuk kemenangan di kemudian hari. Marilah kita pandai mengambil segala pelajaran," kata Agus.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement