Sabtu 18 Mar 2017 22:09 WIB

Jangan Lagi Sebar dan Tonton Video Bunuh Diri Live di Facebook

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Nur Aini
Ilustrasi bunuh diri
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi bunuh diri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPD asal Jakarta Fahira Idris mengimbau siapa pun yang sudah melihat dan sudah menyimpan video bunuh diri live di Facebook agar tidak disebar. Bagi yang penasaran, ia juga meminta untuk tidak menonton kerena tidak ada gunanya.

''Tentu bagi kita sulit memahami apa yang melatarbelakangi aksi bunuh diri ini, apalagi sengaja dibuat live di Facebook. Tetapi apa pun kesulitan yang kita hadapi, betapa pun besar cobaan yang harus kita hadapi, bunuh diri tidaklah menyelesaikan masalah apalagi jadi solusi,'' kata Fahira, saat dihubungi, Sabtu (18/3).

Dia mengaku telah melihat video yang sudah menjadi perbincangan hangat di masyarakat tersebut. Untuk itu, ia mengajak semua untuk bijak melihat kejadian yang menimpa seorang pria di Ciganjur tersebut.

''Kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa bersabar adalah sikap yang yang diajarkan kitab suci dalam menghadapi sebuah masalah. Kita harus yakin, sesudah kesulitan itu ada kemudahan,'' ujarnya.

Baca Juga: Psikolog Ungkap Bahaya Tonton Tayangan Bunuh Diri Live di Facebook

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

  • 1 kali
  • 2 kali
  • 3 kali
  • 4 kali
  • Lebih dari 5 kali
Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ وَّرِثُوا الْكِتٰبَ يَأْخُذُوْنَ عَرَضَ هٰذَا الْاَدْنٰى وَيَقُوْلُوْنَ سَيُغْفَرُ لَنَاۚ وَاِنْ يَّأْتِهِمْ عَرَضٌ مِّثْلُهٗ يَأْخُذُوْهُۗ اَلَمْ يُؤْخَذْ عَلَيْهِمْ مِّيْثَاقُ الْكِتٰبِ اَنْ لَّا يَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ اِلَّا الْحَقَّ وَدَرَسُوْا مَا فِيْهِۗ وَالدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ
Maka setelah mereka, datanglah generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini. Lalu mereka berkata, “Kami akan diberi ampun.” Dan kelak jika harta benda dunia datang kepada mereka sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga). Bukankah mereka sudah terikat perjanjian dalam Kitab (Taurat) bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah, kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya? Negeri akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa. Maka tidakkah kamu mengerti?

(QS. Al-A'raf ayat 169)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement