REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Fahmi Salim mengatakan, membiarkan pelaku yang melakukan ujaran kebencian akan menyuburkan radikalisme. Fahmi menjelaskan, ujaran kebencian yang banyak dilakukan publik figur terhadap tokoh-tokoh umat Islam bisa menimbulkan bahaya besar.
"Membiarkan ujaran kebencian kepada tokoh-tokoh Islam, tokoh-tokoh ulama, itu akan menyuburkan radikalisme, ini sangat berbahaya," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Senin (27/3).
Fahmi juga mengatakan, akan terjadi dampak lainnya jika pemerintah dan aparat kepolisian tidak langsung menindak tegas pelaku-pelaku ujaran kebencian. "Kalau tidak ditindak, itu (ujaran kebencian) akan marak sekali," katanya.
Baca: Inul Bereaksi di Medsos, Manajemen: Inul Terpancing
Fahmi menghawatirkan, jika hal tersebut tidak segera ditindak, akan terjadi efek domino yang membuat ujaran kebencian sebagai hal yang lumrah di media sosial. "Ini akan masif untuk generasi muda kita berikutnya," jelasnya.
Pedangdut Inul Daratista seketika heboh jadi pembicaraan baik di media sosial maupun pemberitaan. Dalam semalam, berbagai serangan mengarah padanya. Tagar #BoikotInulDaratista juga sempat jadi trending topic di Twitter.
Hal ini terjadi setelah Inul dianggap menyinggung tokoh ulama di media sosial.
Baca: Seruan Boikot Inul Muncul karena Dinilai Menghina Ulama