REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto ternyata sudah memiliki kandidat untuk diusung dalam Pilkada Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2018. Kandidat tersebut bukan berasal dari kalangan internal Partai Golkar, melainkan kader dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Anggota DPR dari Fraksi PKS Zulkflimansyah mengaku sudah ditawari untuk menjadi calon gubernur (cagub) di Pilkada Nusa Tenggara Barat (NTB) 2018. "Ditawari itu waktu bertemu tiga minggu lalu dengan Pak Setnov," kata Zulkiflimansyah di Mataram, Rabu (29/3).
Diakui Zulkiflimansyah, secara pribadi dirinya sudah bertemu dan berbincang dengan sejumlah elit partai Golkar. Salah satunya, Ketua Umum DPP Golkar Setya Novanto. "Saya sudah mengenal Setya Novanto sudah lama, karena sama-sama duduk di DPR, sehingga faktor kedekatan secara personal tidak ada masalah," katanya.
Ia mengatakan, dari pertemuan tersebut, dirinya di minta untuk menaikkan elektabilitasnya. "Syaratnya hanya elektabilitas," ujarnya.
Selain Setya Novanto, Zulkiflimansyah atau yang akrab disapa Zul mengatakan dirinya juga mendapat dorongan dari elit Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan untuk menjadi Cagub 2018.
"Secara eksplisit Luhut Binsar Pandjaitan meyakinkan Golkar untuk memilih Zulkiflimansyah jadi Cagub," katanya.
Meski demikian, kata dia, ia tidak ingin besar kepala dengan tawaran yang dilayangkan Ketua Umum DPP Golkar tersebut untuk menjadi Cagub NTB di Pilkada 2018. Karena di internal Partai Golkar pun pasti ada fatsun-fatsun tertentu yang juga mendorong orang lain untuk menjadi Cagub.
"Tidak ke-geer-an juga ditawari. Kita mengerti pasti ada fatsun-fatsun juga di Golkar," ujarnya.