REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali mengatakan tingkat okupansi hotel di Pulau Dewata selama masa libur Nyepi melonjak rata-rata lima persen di tengah musim sepi liburan.
Ketua PHRI Bali Cokorda Oka Artha Ardana Sukawati di Denpasar, Kamis (30/3), menjelaskan rata-rata hunian hotel saat liburan tahun baru saka itu menjadi sekitar 50 persen atau naik lima persen jika dibandingkan tahun lalu. Selain dihuni wisatawan domestik dan mancanegara, wisatawan lokal atau penduduk Bali juga turut mengisi hunian hotel selama liburan Nyepi dengan turut mendongkrak sekitar dua persen.
Senada dengan PHRI, Ketua Bali Hotel Association (BHA) Ricky Putra mengatakan tingkat okupansi hotel di Pulau Dewata saat liburan Hari Raya Nyepi rata-rata mengalami peningkatan hingga lima persen dibandingkan tahun periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Tingkat okupansi hotel pada liburan tersebut rata-rata mencapai 45 hingga 50 dengan dominan bintang tiga dan empat yang mencapai sekitar 70 sampai 80 persennya. "Dengan peningkatan okupansi hotel ini, dapat dikatakan, wisatawan yang ingin menikmati suasana Nyepi di Bali makin tinggi," katanya.
Untuk itu, lanjut Ricky, perlu adanya pengemasan yang lebih inovatif lagi sehingga wisatawan yang menginap di Bali saat Hari Raya Nyepi lebih meningkat. Ricky menegaskan paket inovatif tersebut bukan berarti hura-hura, melainkan ikut serta menikmati dan menghayati perayaan Nyepi.
Sebagian besar, lanjut dia, wisatawan yang berkunjung menikmati suasana Nyepi di Bali dari Australia, Cina, Amerika Serikat, dan beberapa negara di kawasan Eropa.