REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan operasi Euphrates Shield (Perisai Eufrat) yang dilakukan pasukan Turki akan menjangkau wilayah yang lebih luas. Setelah selesai dilakukan di Suriah, pada tahap berikutnya operasi akan dilakukan di Irak.
"Operasi ini di masa depan akan dilakukan tidak hanya di Suriah, tetapi juga di Irak. Ada Tal Afar dan Sinjar di Irak. Kami juga memiliki kerabat di Mosul," kata Erdogan mengacu pada Turkmen.
Operasi Perisai Eufrat diluncurkan pada Agustus lalu dengan dukungan dari Angkatan Darat Suriah dan berakhir pada 29 Maret lalu. Operasi ini bertujuan meningkatkan keamanan, mendukung pasukan koalisi, dan melawan ancaman teror di sepanjang perbatasan Turki.
Erdogan mengatakan, situasi lebih buruk terjadi di wilayah Sinjar, Irak. Menurutnya, kota tersebut akan menjadi markas organisasi teroris PKK setelah Pegunungan Qandil.
Baca: Turki Akhiri Operasi Militer Tujuh Bulan di Suriah
"Ada sekitar 2.500 teroris PKK yang berupaya membuat kota Qandil kedua," kata Erdogan, dikutip kantor berita Anadolu, Selasa (4/4).
PKK telah berupaya membangun pijakan di pinggiran pegunungan Qandil, di timur laut Provinsi Nineveh. Mereka bermarkas sejak ISIS berhasil diusir tahun lalu oleh pasukan Peshmerga dan pasukan lokal dengan bantuan pasukan koalisi pimpinan AS.
Turki juga menyatakan keprihatinan atas kehadiran PKK di Sinjar. Turki akan mengambil sejumlah langkah untuk mencegah kelompok teror itu membangun markas di wilayah tersebut.
Lebih dari 1.200 orang, termasuk personel pasukan keamanan dan warga sipil telah tewas sejak PKK melakukan pemberontakan bersenjata pada Juli 2015. PKK telah terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS, dan Uni Eropa.