REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, mengaku terus menjalin komunikasi dengan sejumlah partai terkait keikutsertaannya dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018. Pria yang akrab disapa Emil itu mengaku, terus menjaga hubungan baik dengan seluruh partai meski telah resmi dipinang Partai Nasional Demokrat.
Emil pun membantah jika deklarasi pengusungan oleh Partai Nasdem dianggap sebagai bentuk pengkhianatannya terhadap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Gerindra yang mengusungnya pada Pemilihan Wali Kota Bandung 2013 silam.
"Saya tidak melangkahi partai mana pun," ujar Emil kepada wartawan di Bandung, Rabu (5/4).
Emil mengatakan, Partai NasDem merupakan partai yang pertama memberi jawaban terkait pencalonannya itu. Sebelum NasDem mendeklarasikan dukungan, Ia sudah berkomunikasi dengan partai-partai lain menyangkut rencananya dalam menjadi orang nomor 1 di Jawa Barat itu.
"Jadi Nasdem yang pertama menjawab (akan mengusungnya)," katanya.
Menurut Emil, dalam pekan ini akan bertemu dengan PKS untuk membahas pencalonannya tersebut. Hal serupa pun akan dilakukannya dengan Partai Gerindra. "Pekan ini ketemu PKS, pekan depan dengan Gerindra. Jadi enggak ada masalah," katanya.
Bahkan, Emil mengaku telah bertemu dengan Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Setya Novanto untuk membahas pencalonannya dalam ajang demokrasi lima tahunan tersebut. "Bahasnya seputar pilgub," kata Emil meski menolak merinci pertemuannya dengan Ketua DPR RI itu.
Meski banyak menjalin komunikasi dengan partai, kata Emil, tidak menutup kemungkinan jika dirinya maju melalui jalur perseorangan. Karena, berkaca dari adanya calon pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 yang batal diusung partai meski telah dideklarasikan.
"Kalau independen siap, partai enggak ada yang mau, ya kita mana saja yang pergunakan yang paling baik," katanya. Emil pun menegaskan, dirinya siap kalah dalam menghadapi Pilgub Jawa Barat 2018. "Menang siap, kalah juga siap," katanya.