Kamis 06 Apr 2017 03:05 WIB

Perempuan Saudi Kembali Tuntut Hak Mengemudi

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Gambar yang diambil dari YouTube yang menampilkan perempuan Saudi sedang menyetir mobilnya.
Foto: AP
Gambar yang diambil dari YouTube yang menampilkan perempuan Saudi sedang menyetir mobilnya.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sejumlah kaum hawa di Arab Saudi memfilmkan diri mereka melakukan aksi diam tanpa suara untuk memperjuangkan hak mengemudi. Dilansir dari laman Independent, dalam tayangan yang disebarkan via laman berbagi video itu, tampak beberapa perempuan berjalan kaki dan bersepeda seorang diri.

Rekaman diam para perempuan itu disebarkan di media sosial dengan tanda pagar #resistancebywalking. Kampanye ini merupakan bagian dari protes terhadap pembatasan para perempuan melakukan aktivitas sehari-hari kecuali ditemani oleh seorang wali laki-laki.

"Kami ingin mendorong para perempuan untuk pergi berjalan sendirian atau melakukan tugas sehari-hari sendiri, menolak ide pria yang mengurus tugas-tugas ini," kata koordinator kampanye, Mariam Alhubail, lewat akun Twitter @ms_freespeech.

Arab Saudi adalah satu-satunya negara di dunia di mana perempuan dilarang mengemudi, yang aturannya diberlakukan Kementerian Dalam Negeri sejak 1957. Aktivis dan penulis Saudi Wajjeha al-Huwaider telah mempelopori kampanye hak mengemudi dan sempat ditangkap setelah merekam dirinya mengemudi di hari perempuan internasional pada 2008.

Salah satu anggota Dewan Penasehat paling berpengaruh di Arab Saudi telah mementahkan permintaan sama tahun lalu. Ia bahkan menolak untuk sekadar memeriksa kemungkinan perempuan diizinkan mengemudi, tuntutan yang berkembang dari aksi pengunjuk rasa pada gelombang Arab Spring 2011.

Perempuan juga dilarang melakukan bisnis resmi seperti membuka rekening bank atau menjalani prosedur medis tertentu tanpa izin dari wali laki-laki. Kesaksian perempuan juga tak berlaku di pengadilan kecuali ada seorang pria yang bersumpah untuk mereka bahwa ucapannya benar.

Pembatasan lain termasuk dilarang mengenakan pakaian atau riasan yang 'memamerkan kecantikan' dan larangan mencoba pakaian di toko-toko, yang dianggap berlebihan oleh sebagian orang. Ribuan perempuan telah menandatangani petisi yang menyerukan pada pemerintah Saudi untuk mengakhiri sistem perwalian.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement