Kamis 06 Apr 2017 18:36 WIB

Indonesia-Afghanistan Kerja Sama Bidang Peningkatan Kapasitas Perempuan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Winda Destiana Putri
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Presiden Afganistan Mohammad Ashraf Ghani memberikan keterangan pers usai pertemuan bilateral pda kunjungan kenegaraaan Presiden Afghanistan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/4).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Presiden Afganistan Mohammad Ashraf Ghani memberikan keterangan pers usai pertemuan bilateral pda kunjungan kenegaraaan Presiden Afghanistan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia berkomitmen untuk menjalin kerja sama capacity building dengan Afghanistan, terutama dalam bidang women empowerment. Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengatakan, sudah banyak program capacity building yang diberikan oleh Indonesia kepada Afghanistan.

Salah satunya yakni memberikan latihan kepada polisi-polisi dan diplomat-diplomat Afghanistan. Ke depan, Indonesia akan memberikan beasiswa untuk post graduate bagi mahasiswa Afghanistan untuk belajar di Indonesia.

Salah satu isu yang digarisbawahi oleh presiden Afghanistan kepada Pemerintah Indonesia yakni mengenai woman empowerment. Indonesia sebagai negara Muslim terbesar mengutamakan isu gender dalam setiap kebijakannya. "Ini pendidikan untuk kemandirian wanita, tidak hanya dilakukan di Afghanistan tapi program ini juga dilakukan di negara-negara pasifik selatan," ujar Retno di Jakarta, Kamis (6/4).

Kedua negara juga membahas mengenai kekuatan perempuan di bidang politik. Retno mengatakan, presiden Afghanistan menanyakan tentang adanya sembilan perempuan yang duduk di jajaran kabinet. Dalam pertemuan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menyampaikan bahwa besarnya perempuan dalam kabinet dan parlemen bukan hanya memenuhi kuota persentase, namun juga kualitas dan profesionalisme.

"Dan kemarin saya juga mendengar bahwa ada pertemuan antara ulama perempuan Indonesia dengan presiden Afghanistan," kata Retno.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement