REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Perencanaan PT PLN Persero Nicke Widyawati mengungkapkan pihaknya tidak membuat tender baru perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) di Pulau Jawa. Namun untuk kesepakatan yang telah berjalan, perseroan tetap melanjutkan.
"Di tempat pak Iwan (Supangkat/Direktur Pengadaan) ya jalan terus. Ada 8.000 (megawatt) kan yang masih," kata Nicke saat ditemui di kantor Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (10/4).
Ia mengakui banyaknya proyek pembangkit di Jawa membuat area tersebut kelebihan pasokan listrik. Ia berharap industri bisa memanfaatkan hal tersebut. "Saya ingin orang melihat dari segi positif. Kita dorong saja agar demandnya tumbuh, industri, dan sebagainya tumbuh," ujar Nieke. Sebelumnya Menteri ESDM, Ignasius Jonan mengatakan jika semua proyek listrik rampung area Jawa memiliki kelebihan pasokan 5 gigawattt.
Nieke turut membicarakan proyek High Voltage Direct Current (HVDC) alias kabel bawah laut tegangan tinggi (500 kilovolt) arus searah untuk listrik Sumatera-Jawa. Dalam revisi RUPTL 2017-2026, salah satu yang diubah adalah proyek HVDC menyuplai listrik dari Jawa ke Sumatera. "Sudah di dalam RUPTL ditetapkan begitu. Karena itu kan kita berlebih posisinya. ketika itu dibangun, posisinya dibalik. Kita kirim listrik ke Sumatera," tutur Nieke.
Sesuai RUPTL, PLN menargetkan membangun dengan kapasitas 77 GW pada 2025. Kemudian PLN menargetkan pemasangan transmisi sebesar 67.422 kilometer sirkuit, dan gardu induk 164.170 megavolt ampere (MVA).