Kamis 13 Apr 2017 19:26 WIB

Wadah Pegawai KPK Minta Presiden Bentuk Tim Pencari Fakta Kasus Novel

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Andi Nur Aminah
 Pegawai KPK yang tergabung dalam Wadah Pegawai KPK melakukan doa bersama untuk kesembuhan Novel Baswedan saat melakukan aksi solidaritas di Gedung KPK Jakarta, Kamis (13/7).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pegawai KPK yang tergabung dalam Wadah Pegawai KPK melakukan doa bersama untuk kesembuhan Novel Baswedan saat melakukan aksi solidaritas di Gedung KPK Jakarta, Kamis (13/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyampaikan pernyataan sikapnya dalam gelaran aksi di gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (13/4), terkait teror air keras yang menimpa penyidik senior Novel Baswedan. Wakil Ketua Wadah Pegawai KPK Heri Nurudin dalam pernyataan sikap tersebut meminta kepada presiden untuk mendorong pengusutan secara tuntas terhadap teror yang menimpa Novel. 

Presiden juga harus segera membentuk tim pencari fakta terkait kejadian itu. "Kami akan terus meminta kepada presiden untuk mendorong, mengusut tuntas kasus ini melalui pembentukan tim pencari fakta," kata dia. 

Heri juga menuturkan pihaknya akan segera menyampaikan surat permintaan pembentukan tim pencari fakta. Dengan begitu, teror-teror seperti yang menimpa Novel, tidak terulang kembali. "Harapan kita, teror-teror ini cukup sampai di sini saja," ucap dia.

Aksi dari Wadah Pegawai KPK ini dilakukan di halaman depan kantor KPK, Kamis (13/4) sore. Sejumlah pegawai secara bergantian menyampaikan orasinya di hadapan pegawai lainnya dan awak media. Mereka berharap teror terhadap Novel ini dapat diusut tuntas. 

Pada Rabu (12/4) pagi kemarin, penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal sekembalinya dari masjid setelah shalat Subuh ke rumahnya. Saat ini, Novel dirawat intensif di rumah sakit di Singapura. Polisi pun masih mengejar pelaku teror air keras tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement