REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai jantung perekonomian Kota Istanbul, Kapalicarsi telah beberapa kali mengalami renovasi setelah pembangunannya yang pertama kali pada tahun 1455 di bawah perintah Sultan Mehmed. Gedung ini diperluas besarbesaran pada abad ke-16 di bawah pemerintahan Sultan Sulaiman. Pada saat itu, pasar ini dindingnya dibuat dari bahan kayu.
Bangunan ini telah mengalami sejarah yang panjang, termasuk dihanguskan oleh api dan diruntuhkan oleh gempa bumi. Api melalap Grand Bazar Istanbul ini pada 1546, 1589, dan 1618. Pada 1652, api yang berasal dari Bedesten Lama kembali membakar toko-toko di sekelilingnya.
Hampir seluruh kota termasuk Kapalicarsi hangus dilalap api pada tahun 1660. Tiga puluh lima tahun setelahnya, api kembali menghabiskan bangunan toko. Kejadian yang sama terulang pada 1701. Pada pembangunan kembali toko-tokonya, bangunan yang tadinya dibangun dari kayu dibangun dengan batu. Namun, api kembali merusak pasar pada 1750 yang diikuti oleh penjarahan. Perbaikan baru dilakukan pada 1766 setelah daerah tersebut diguncang gempa.
Menteri Pekerjaan Umum Turki Usmani, di bawah pimpinan Abdul Hamid II, Mahmud Celaleddin Pasa, merancang ulang pasar tertutup tersebut setelah gempa bumi menghancurkan struktur dan kubahnya pada 1894. Luas pasar diperkecil dengan menghilangkan kubah dan membuat pintu gerbang baru di rute utama pasar.
Struktur bangunan diperkuat dengan besi dan kubah didekorasi dengan sangat indah. Perbaikan dilakukan selama lima tahun, menyusul gempa bumi pada tahun 1954. interiornya dicat ulang pada tahun 1980. Hari ini, pasar tertutup ini mempertahankan luasnya pada tahun 1894 dengan 61 jalan di atas tanah seluas 30,7 hektare. Akan tetapi, banyaknya renovasi menyebabkan karakteristik bangunan hilang meskipun struktur bangunan masih dipertahankan seperti aslinya.