Selasa 18 Apr 2017 14:03 WIB

Ini Penjelasan GP Ansor Soal Kericuhan dengan FPI

Rep: Muhyiddin/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas membantah badan otonom yang dinaunginya, yaitu Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) melakukan penyerangan terhadap rumah Ketua Tanfidz DPD FPI DKI Buya Majid pada Senin (17/4) malam.

Nggak ada itu, itu fitnah berita itu, itu fitnah!” ujar Yaqut saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (18/4).

Yaqut menjelaskan kronologi kericuhan tersebut. Menurut dia, saat itu pihak Ansor baru selesai rapat  pleno di markas PP Ansor pukul 01.00 WIB. Kemudian, mereka mendapat informasi bahwa cucu dari KH Wahab Hasbullah, Ita Rahmawati tengah dikepung rumahnya oleh Front Pembela Islam (FPI).

“Mbak Ita nama cucu Kiai pendiri NU itu sedang di Polres dan tidak berani pulang. Karena beliau perempuan kami yang sedang akan kembali ke Hotel Max One berinisiatif mengawal cucu kiai tersebut yang rumahnya di gang Kramat,” kata Yaqut.

Menurut dia, sebagian besar anggota Banser memang agak marah karena mengetahui rumah Ita dikepung FPI. Menurut dia, FPI mengepung rumah Ita lantaran menduga ada pembagian sembako.

(Baca Juga: Pembagian Sembako Jadi Penyebab Kericuhan FPI dan Banser)

“Sebagian banser memang agak marah karena mengetahui rumah cucu pendiri NU itu dikepung FPI alasannya ada bagi bagi sembako sejak sore padahal tidak ada,” katanya.

Setelah anggota Banser tiba di rumah Ita, kata Yaqut, beberapa anggota memang berlari ke arah kerumunan anak muda yang diduga dari FPI. Hal itu dilakukan untuk mengusir mereka yang mengepung dan dianggap mengancam Ita. 

“Kejadian berlangsung cepat. Tapi kami kemudian dilempari batu dari depan dan bersama polisi yang mengawal kami mundur ke markas GP Ansor Pusat.  Saya aja tak tahu ada markas Ketua FPI Jakarta di sana,” ujarnya.

Yaqut sadar ada masalah terhadap anggota yang diutus untuk mengawal Ita pulang, yaitu komandan Ibadullah. Ia merupakan Ketua PW Ansor Riau. Pasalnya, anggotanya tersebut belum kembali ke markas PP Ansor.

“Saya lantas telpon nomor Banser tersebut ternyata sedang terkurung di rumah warga. Menghindari serangan batu, dia mengawal Mbak Ita yang tidak mungkin lari ke markas PP Ansor,” katanya.

Setelah satu jam dalam kepungan tersebut, kemudian atas perintah Kapolres Yaqut berkordinasi dengan polisi setempat untuk mengevakuasi dua Banser dan Ita yang terperangkap di dalam rumah di gang Kramat Lontar, Jakarta Pusat, tersebut.

“Setelah satu jam-an, alhamdulillah komandan Banser Riau dan Mbak Ita serta sahabat Banser lainnya yang mengawal Mbak Ita berhasil dievakuasi polisi,” kata Yaqut.

(Baca Juga: Kronologi Bentrokan FPI Vs Banser Versi FPI)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement