Rabu 19 Apr 2017 06:59 WIB

Ini Kegiatan Rombongan Tamasya Al Maidah di Pulau Seribu

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nur Aini
Perjalanan peserta progam thafiz quran yang akan mengawal proses pilkada di Pulau Kelapa Kepulauan Seribu.
Foto: Republika/Ali Yusuf
Perjalanan peserta progam thafiz quran yang akan mengawal proses pilkada di Pulau Kelapa Kepulauan Seribu.

REPUBLIKA.CO.ID, PULAUSERIBU -- Pemerintah melalui aparatnya terus mengimbau agar relawan yang mengatasnamakan Tamasya Al Maidah tidak ikut memantau jalannya proses pemungutan suara di Pemilu DKI Jakarta 19 April. Jika hal demikian tetap dilakukan pemerintah melalui aparat kepolisian tidak segan akan menindak tegas.

Seperti apa kegiatan para peserta tamasya dari lintas usia dan status sosial yang kegiatannya diduga aparat polisi akan membuat gaduh jalannya pesta demokrasi di Jakarta. Benarkan seperti itu? Republika.co.id memantau langsung kegiatan Tamasya Almaidah yang sudah sampai di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu Utara.

Pada Selasa (18/44) pukul 10.45, rombongan tiba di Pulau Kelapa langsung disambut warga Pulau Harapan. Berhubung mendaratnya kapal di dermaga Pulau Kelapa yang dekat dengan kantor Kelurahan, maka aktivis Tamasya Almaidah menyempatkan untuk bersilaturahmi ke kantor lurah. Saat itu Lurah Pulau Kelapa Fadli tidak ada, maka ditemui stafnya yang langsung menawarkan home stay untuk tempat istirahat.

Sekitar pukul 12.00, rombongan yang terdiri dari 13 orang melakukan shalat zuhur berjamaah di Mushola setelahnya mereka bersilaturahmi ke warga bernama Sulaeman 40 yang telah menyiapkan makan siang sekaligus penginapan.

Pukul 13.09, rombongan istirahat sampai menjelang shalat Ashar. Rombongan dibagi dua. Setelah menyelesaikan shalat Ashar berjamaah rombongan melakukan dzikir, baca quran bersama, tausyiah, dan doa, dimulai  dengan memperkenalkan diri dan asal mereka. Dari 13 rombongan tersebut, ada yang paling jauh dari Medan.

Tema tausiyahnya adalah sabar dan takwa sebagai cara untuk mencapai kemenangan. "Sabar itu intinya adalah menjelankan sebuah proses secara maksimal tanpa melanggar aturan Allah dan optimis (surah Ali-Imran 146)," kata Ustaz Ahmad Rofiudin dalam tausiyah singkatnya.

Sedangkan Ustaz Rofi menjelaskan pengertian taqwa, menurut dia, takwa adalah memaksimalkan ibadah, baik ibadah berupa doa, maupaun ibadah-ibadah ritual. "Pertarungan hak dan batil merupakan sesuatu yang abadi yang tidak bisa dipungkiri. Tapi yakinlah yang hak akan menang," ujarnya. Kurang lebih 15 menit tausyiah, ustaz yang akrab disapa Rofi ini langsung menutupnya dengan doa.

Selesai menjelis, sekitar pukul 17.30 rombongan melihat suasana pantai untuk melihat matahari terbenam di Pulau Harapan sampai menjelang maghrib. Waktu maghrib tiba, rombongan melakukan shalat berjamaah di masjid Al-Hidayah dan langsung ikut gabung bersama warga setempat untuk mendokan almarhum KH Mansur tokoh ulama di Pulau Harapan yang baru meninggal.

Setelah waktu shalat Isya tiba rombongan langsung shalat berjamaah. Setelah itu jamaah bersilaturahmi ke Lurah Pulau Harapan Muntaha. Pulang silaturahim dari Lurah Muntaha, rombongan melakukan jamuan makan malam dari pemilik home stay setelahnya langsung istirahat dan santai sambil menghubungi keluarga di rumah. Sementara, para peserta tahfiz yang ikut dalam rombongan melanjutkan hafalannya.

Tepat pukul 03.00, Rabu (19/4), rombongan bangun untuk menunaikan shalat qiyamul lail. Menjelang Subuh rombongan menuju masjid Al-Anwar di Pulau Kelapa yang jaraknya kurang lebih 500 meter dari home stay di Pulau Harapan untuk shalat subuh berjamaah.

"Teman-teman nanti jangan lupa laporkan setiap kegiatan di TPS melalui foto dan video," kata Agus salah satu anggota rombongan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement